Dalam dunia produksi, efisiensi merupakan salah satu aspek yang perlu dipertimbangkan mengingat biaya produksi merupakan salah satu faktor penting dalam menentukan harga produk. Suatu produk yang dapat diproduksi dengan modal yang kecil dapat memberikan keuntungan yang besar bagi perusahaan. Selain itu, modal yang kecil dapat mempengaruhi harga jual yang lebih kompetitif dibandingkan kompetitor lainnya. Oleh karena itu, sebuah fasilitas produksi sangat menghindari adanya kerugian sekecil apapun itu. Di lain sisi, kehadiran hama di fasilitas produksi tentunya akan sangat mengganggu dikarenakan dapat mengganggu secara operasional dan yang lebih buruknya dapat merusak barang jadi yang telah selesai diproduksi dan menunggu untuk dikirim ke konsumen. Pengendalian hama dalam sektor industri menjadi sangat penting mengingat perlunya pihak produsen dalam menghindari kerugian-kerugian yang mungkin terjadi.
In-house pest management merupakan prosedur pengendalian hama yang dilakukan secara in-house atau oleh pihak internal perusahaan itu sendiri. Dalam artian usaha pengendalian, pencegahan, serta monitoring hama dilaksanakan oleh pihak internal. Hal ini tentunya berbeda dengan kontraktor pest management yang umumnya dapat direkrut menggunakan sistem kontrak maupun jasa harian.
Keuntungan In-House Pest Management
Efisiensi
Dengan adanya tim internal yang dibentuk dalam perusahaan, penanganan hama yang dilakukan akan lebih efisien dalam hal durasi. Apabila memanfaatkan pihak eksternal, terdapat beberapa pihak yang perlu dihubungi dikarenakan adanya birokrasi. Karyawan yang mendeteksi adanya hama perlu terlebih dahulu melalui berbagai pihak sebelum akhirnya pihak pengendali hama dapat dihubungi. Hal ini belum mempertimbangkan faktor perjalanan pihak pengendali ke fasilitas perusahaan untuk survei lokasi dan penjelasan mengenai gejala dan jenis serangan yang terjadi sebelum akhirnya hama dapat ditangani. Dengan adanya tim internal khusus, maka prosedur rumit dapat dihindari dan karyawan yang berada di lokasi dapat melapor langsung ke tim pengendali hama internal untuk segera ditangani oleh mereka. Hal ini tentunya dapat mengurangi biaya sembari meningkatkan efektifitas dari penanganan hama dikarenakan hama dapat ditangai sesegera mungkin.
Konsistensi
Dengan terbentuknya tim internal dari perusahaan, maka konsistensi pekerjaan dapat dicapai dikarenakan ditangani oleh orang yang sama. Dengan menghubungi pihak pengendali hama eksternal, terdapat potensi perbedaan pekerja yang melakukan pengendali hama sehingga dapat mengurangi konsistensi.
Keamanan
Area produksi umumnya merupakan area sensitif yang berisi banyak rahasia perusahaan. Menggunakan pihak eksternal dapat mengancam kerahasiaan ini dan berpotensi terjadinya kebocoran informasi ke khalayak luar. Selain itu, pihak eksternal tidak begitu mengenali lingkungan dari perusahaan sehingga resiko kecelakaan kerja dapat terjadi. Dengan memanfaatkan pihak internal, rahasia perusahaan akan tetap terjaga dan sebagai karyawan yang bekerja di tempat tersebut tentunya sudah mengenali lingkungan perusahaan tempatnya bekerja dan dapat meminimalisir adanya kecelakaan kerja.
Ekonomis
Dengan memanfaatkan pihak internal, dapat memangkas biaya yang umumnya digunakan untuk menyewa jasa dari pihak ketiga. Dana yang dipangkas ini tentunya dapat disalurkan ke area lain seperti penelitian dan pengembangan.
Langkah Awal Memulai In-House Pest Management
Sebelum memulai prosedur penanganan hama secara internal, perlu diketahui terlebih dahulu jenis hama apa yang mungkin menyerang perusahaan. Jenis hama yang menyerang umumnya terikat dengan jenis sektor industri yang dilakukan. Hal ini dikarenakan hama umumnya menyerang dan menginfestasi apabila terdapat tempat yang memadai yang dapat memenuhi dan mendukung pertumbuhan populasinya. Hal-hal tersebut dapat berupa bahan makanan, air, maupun tempat tinggal yang dapat dijadikan sarang. Oleh karena itu, diperlukan survei untuk memetakan tempat-tempat dengan kriteria tersebut. Tempat-tempat seperti sudut ruangan yang lembab, atau celah retakan pada bangunan hingga saluran pembuangan dapat berpotensi sebagai tempat hama seperti kecoa atau tikus untuk berkembang biak.
Apabila area-area tersebut telah dipetakan, dapat dibentuk tim atau satuan khusus yang bertugas dalam pengendalian hama. Tim yang akan dibentuk ini akan lebih baik apabila terdiri dari individu-individu dengan latar belakang yang mendalam mengenai perilaku hewan atau serangga dan cara penanganannya. Hal ini dapat dicapai dengan perekrutan baru atau melaksanakan pelatihan oleh pihak yang relevan bagi karyawan yang sudah ada mengenai pengenalan serangga atau hewan hama serta cara menanganinya. Adapun pelatih yang diundang akan lebih baik apabila memiliki pengalaman yang mendalam mengenai pengendalian hama atau memiliki sertifikasi yang relevan.
Adapun pelaksanaan strategi pengendalian hama ini perlu didukung juga secara operasional. Investasi pada beberapa alat-alat pengendalian hama sederhana dapat bermanfaat bagi kelancaran operasional pengendalian hama. Alat-alat yang diinvestasikan ini dapat berupa alat sederhana dan mudah digunakan seperti perangkap tikus, atau hal lainnya yang dapat membantu menjaga sanitasi area produksi seperti sapu, lap pel, penyedot debu, hingga kemoceng bergagang panjang khusus untuk langit-langit ruangan.
Implementasi Strategi Pengendalian
1. Metode Pencegahan Utama
Pencegahan adalah langkah paling penting dalam pengendalian hama yang efektif. Menjaga kebersihan lingkungan kerja menjadi fondasi utama untuk mengurangi risiko infestasi hama. Perusahaan perlu memastikan bahwa area kerja selalu bersih dan bebas dari sisa makanan, air yang menggenang, dan limbah yang dapat menarik perhatian hama. Selain itu, sistem pengelolaan limbah yang baik harus diterapkan, seperti menyediakan tempat sampah yang tertutup rapat dan memantau kebersihan saluran pembuangan secara rutin. Penggunaan teknologi, seperti pintu otomatis atau perangkat penutup ventilasi, juga bisa menjadi langkah tambahan untuk mencegah masuknya hama ke dalam gedung.
2. Pemantauan Secara Aktif
Pemantauan secara aktif memungkinkan perusahaan untuk mendeteksi infestasi pada tahap awal sebelum menjadi masalah besar. Penggunaan alat seperti perangkap, kamera pengawas, atau sensor hama dapat membantu memantau keberadaan hama di area kerja. Selain itu, dokumentasi rutin terkait tanda-tanda infestasi, seperti kotoran, sarang, atau kerusakan fisik, membantu perusahaan mengenali pola infestasi tertentu. Tim internal harus dilatih untuk mengidentifikasi tanda-tanda ini dengan cepat dan mengambil tindakan yang diperlukan untuk mencegah penyebaran lebih lanjut.
3. Tindakan Kontrol
Jika pencegahan dan pemantauan tidak cukup, tindakan kontrol menjadi langkah berikutnya. Perusahaan harus memilih metode yang aman dan sesuai dengan regulasi, seperti penggunaan bahan kimia yang telah disetujui otoritas lokal. Untuk perusahaan yang ingin menerapkan pendekatan ramah lingkungan, metode seperti pengendalian biologis menggunakan predator alami atau mikroorganisme dapat menjadi pilihan. Tim internal harus dilengkapi dengan pemahaman yang baik tentang cara menggunakan metode kontrol ini dengan aman dan efisien, sehingga mengurangi risiko terhadap kesehatan karyawan dan lingkungan.
4. Dokumentasi dan Catatan
Dokumentasi yang baik adalah kunci keberlanjutan program pengendalian hama. Perusahaan perlu mencatat semua aktivitas pengendalian hama, mulai dari tindakan pencegahan hingga hasil intervensi. Logbook yang terstruktur dengan baik membantu perusahaan dalam mengevaluasi efektivitas program dan mempersiapkan laporan jika diperlukan oleh pihak regulator. Dokumentasi ini juga berguna untuk merencanakan strategi di masa depan dan memastikan pelaksanaan pengendalian hama tetap konsisten dan berkelanjutan.
Integrasi In-house Pest Management dan Pihak Eksternal
Kombinasi antara pemanfaatan pihak eksternal dan internal dalam strategi pengendalian hama merupakan hal yang dapat terjadi. Umumnya, pihak eksternal dihubungi untuk pekerjaan-pekerjaan besar yang memerlukan alat khusus. Sebagai contoh, apabila diperlukan fogging atau fumigasi, perusahaan umumnya menghubungi kontraktor untuk melakukan prosedur tersebut. Hal ini dikarenakan proses fogging memerlukan alat fogger khusus dan dilakukan oleh individu bersertifikasi agar proses yang dilakukan berjalan secara aman dan efektif. Selain itu, kontraktor juga dapat berpartisipasi dalam penyusunan strategi pengendalian hama yang tepat dan tim internal melaksanakan monitoring dan menjaga sanitasi. Pemanfaatan kontraktor dan adanya tim khusus yang dibentuk tidak menjadikan personel perusahaan lain menjadi lepas tanggungjawab. Akan lebih baik apabila personel lain dapat mengenali serta mengetahui gejala awal serangan hama. Sebuah strategi pengendalian hama perlu dibuat dan disusun serta dilaksanakan oleh seluruh komponen perusahaan untuk memastikan serangan hama dapat dihindari.
Author: Nadhif Altafauzan H
REFERENSI:
EPA.2011.Integrated Pest Management In Building. United States Environmental Protection Agency : Office of Pesticide Programs