Selain kecoa badak, beberapa spesies kecoa raksasa lain diantaranya: kecoa kepala kematian, kecoa Peru dan kecoa mendesis Madagaskar.
Pada artikel ini, kita akan mengulas mengenai kecoa kepala kematian serta cara pengendaliannya.
Kecoa Kepala Kematian
Kecoa kepala kematian (Blaberus craniifer) adalah spesies kecoa yang termasuk dalam famili Blaberidae.
Kecoa ini sering disamakan dengan kecoa diskoid, Blaberus discoidalis, karena penampilannya yang mirip.
Kecoa ini dibedakan dengan tanda seperti jubah hitam legam pada sayapnya dan tanda kuning/hitam berbentuk tengkorak pada pronotumnya.
Nama kepala kematian berasal dari tanda di bagian atas pronotum: "cranii", yang dalam bahasa Latin berarti "kepala", dan "fer", y ang berarti "membawa" atau "pembawa".
Habitat Kecoa Kepala Kematian
Kecoa ini biasanya ditemukan di daerah tropis dan subtropis, khususnya di Amerika Selatan.
Spesies ini mendiami hutan hujan tropis yang lembab dan hangat.
Kecoa ini menyukai lingkungan yang gelap dan lembab, seperti di bawah batu-batu atau di dalam tumpukan kayu.
Habitat alami mereka memberikan kondisi yang ideal untuk kecoa ini berkembang biak dan mencari makanan.
Diet dan Predator Kecoa Kepala Kematian
Di habitat aslinya, B. craniifer akan memakan sumber makanan organik apa pun yang tersedia, seperti bahan organic daun.
Apabila dibudidayakan, kecoa disarankan untuk diberi makan seperti buah dan sayuran segar, makanan anjing basah, dan sereal basah.
Spesies ini adalah mangsa potensial bagi invertebrata, seperti laba-laba, belalang sembah, kelabang, dan tawon parasitoid, dan hewan vertebrata pemakan serangga, termasuk ikan, amfibi, reptil, burung, dan mamalia.
Perilaku Kecoa Kepala Kematian
Kecoa Blaberus Craniifer cenderung bersifat nokturnal, aktif pada malam hari untuk mencari makanan.
Kecoa ini termasuk hewan omnivora, yang memakan berbagai jenis makanan, mulai dari sisa makanan hingga serangga kecil.
Kecoa ini memiliki kemampuan adaptasi yang baik untuk bertahan hidup di lingkungan yang berbeda-beda.
Tahapan Hidup Kecoa Kepala Kematian
Seperti kecoa pada umumnya, Blaberus Craniifer mengalami beberapa tahapan hidup, yaitu telur, nimfa, dan dewasa.
Telur kecoa ini biasanya diletakkan di tempat-tempat yang lembab dan terlindungi agar tetap aman dari predator.
Nimfa kecoa kepala kematian akan mengalami beberapa kali pergantian kulit sebelum menjadi dewasa.
Tahapan ini penting untuk pertumbuhan dan perkembangan kecoak hingga mencapai kedewasaan.
Bahaya Kecoa Kepala Kematian
Meskipun kecoa Blaberus Craniifer tidak dianggap sebagai hama yang serius, keberadaannya di dalam rumah bisa menjadi masalah.
Mereka dapat membawa kuman dan bakteri yang berbahaya, serta menjadi sumber alergi bagi beberapa orang.
Selain itu, kehadiran kecoa di rumah juga dapat menimbulkan ketidaknyamanan dan citra negatif terhadap kebersihan lingkungan.
Pengendalian Kecoa Kepala Kematian
Beberapa cara pengendalian kecoa kepala kematian diantaranya
Metode Mekanik:
Metode Kimiawi:
Metode Biologis:
Nah, demikian ulasan singkat terkait kecoa kepala kematian beserta cara pengendaliannya.
Untuk informasi lebih lanjut silahkan menghubungi kami melalui +62 821-1825-0931.
Author: Saila Rachma
REFERENSI
McGorry, Clare A.; Newman, Caroline N.; Triblehorn, Jeffrey D. (2014). "Neural responses from the wind-sensitive interneuron population in four cockroach species". Journal of Insect Physiology. 66: 59–70. doi:10.1016/j.jinsphys.2014.05.017.
Pass, Günther. (1985). "Gross and fine structure of the antennal circulatory organ in cockroaches (Blattodea, Insecta)". Journal of Morphology. 185 (2): 255–268. doi:10.1002/jmor.1051850210. ISSN 1097-4687.
Bohn, Horst. (1976). "Regeneration of proximal tissues from a more distal amputation level in the insect leg (Blaberus craniifer, Blattaria)". Developmental Biology. 53 (2): 285–293. doi:10.1016/0012-1606(76)90230-X.