Rayap merupakan serangga eusosial yag berarti hidup dalam koloni dengan pembagian kasta atau kerja yang teroganisir. Kasta pada koloni rayap terbagi menjadi tiga yaitu, kasta reproduktif yang terdiri atas rayap jantan dan betina, kasta prajurit, dan kasta pekerja. Saat ini, faktor yang diduga sangat memengaruhi pembentukan kasta rayap adalah feromon yang dihasilkan oleh kasta reproduktif primer, faktor nutrisi, dan faktor lingkungan. Namun, faktor-faktor lain dan bagaimana interaksi antar faktor yang mendasari mekanisme pembentunkan kasta masih menjadi misteri sehingga masih diperlukan kajian lebih mendalam untuk memahami proses yang kompleks tersebut.
Pada pembagian taksonomi, rayap diklasifikasikan dalam infraordo Isoptera atau epifamili Termitoidae, tergantung pada sistem taksonomi yang digunakan, dan kini dimasukkan ke dalam ordo Blattodea bersama kecoak berdasarkan temuan filogenetik modern yang menunjukkan bahwa rayap memiiki hubungan evolusi yang kuat dengan kecoak. Misalnya, rayap Mastotermitidae darwinensis, salah satu jenis rayap primitif, memiliki banyak persamaan anatomi internal dan eksternal dengan kecoa primitif pemakan kayu, Crytocercidae. Persamaan lain juga ditemukan pada jenis simbion yang berada di dalam sistem pencernaan keduanya.
Untuk menjaga kelangsungan hidup koloni, rayap memerlukan nutrisi utama berupa selulosa yang ditemukan pada kayu, daun yang membusuk, atau humus tanah. Nutrisi lainnya, seperti nitrogen, lipid, dan senyawa organik lainnya, juga diperlukan untuk pertumbuhan dan reproduksi koloni. Nutrisi-nutrisi ini sering kali terdapat dalam bentuk kasar atau crude nutrition yang tidak langsung dapat dimanfaatkan oleh seluruh anggota koloni, baik dari kasta reproduktif ataupun kasta prajurit.
Penyedia Nutrisi didapatkan terutama dari kasta pekerja, yang bertugas mencari, mengunyah, dan mencerna bahan organik tersebut.
Untuk menyederhanakan dan memproses nutrisi tersebut menjadi bentuk yang dapat digunakan, diperlukan peran penting dari kasta pekerja. Kasta pekerja bertanggung jawab untuk mencari, mengunyah, dan mencernakan makanan menggunakan enzim pencernaan dan simbion mikroba yang ada di dalam saluran pencernaan mereka. Makanan yang telah dicerna ini kemudian didistribusikan ke seluruh anggota koloni, termasuk kasta reproduktif dan prajurit, melalui proses trofalaksis, yaitu pertukaran cairan makanan antarindividu, yang terbagi menjadi stomodeal feeding dan proctodeal feeding.
Fungsi dan tugas masing-masing rayap, seperti pencarian makanan dan pertahanan dari masing-masing kasta sangat dipengaruhi oleh struktur mandibula. Mandibula adalah struktur mulut pada banyak arthropoda, termasuk rayap. Pada rayap, mandibula terdiri dari dua bagian utama, yaitu bagian atas (mandibula superior) dan bagian bawah (mandibula inferior). Struktur mandibula dibentuk dari bahan yang kuat, seperti kitin, dan memiliki berbagai bentuk serta ukuran tergantung pada fungsi dan kasta rayap tersebut.
Pada kasta pekerja, mandibula dirancang untuk mengunyah dan memotong bahan keras seperti kayu. Beberapa spesies rayap pekerja memiliki apical tooth (gigi apikal) di ujung mandibula, marginal tooth (gigi marginal) di tepi mandibula, serta molar plate (pelat molar) di bagian dalam mandibula yang digunakan untuk menggiling makanan setelah dipotong.
Sebaliknya, pada kasta prajurit, mandibula dimodifikasi untuk tugas pertahanan dan ukurannya seringkali lebih besar serta memiliki modifikasi ekstrem pada beberapa spesies, misalnya bentuk sabit yang panjang dan melengkung, atau asimetri dengan satu mandibula yang lebih besar dari yang lain. Bentuk dan ukuran mandibula kasta prajurit yang besar mengurangi efektivitasnya untuk mengunyah atau memproses makanan karena menghambar gerakan mengunyah yang presisi. Mandibula prajurit juga tidak memiliki gerigi tajam atau permukaan penggiling seperti yang ditemukan pada kasta pekerja untuk untuk memotong serat kayu.
Secara sederhana, perbedaan ini dapat dianalogikan seperti dua jenis tang yang berbeda. Tang potong yang tajam, bergerigi, dan presisi, lebih ideal digunakan untuk memotong, seperti halnya mandibula pekerja. Sedangkan tang dengan daya cengkeram yang besar, kuat, dan kokoh, lebih cocok untuk mencengkeram benda besar, seperti mandibula prajurit yang difokuskan pada pertahanan dan bukan untuk memproses makanan.
Pada kasta reproduksi, yaitu ratu dan raja, mandibula umumnya tidak berkembang sekompleks atau sekokoh pada kasta pekerja atau prajurit. Kasta reproduksi lebih fokus pada produksi telur atau pembuahan, sehingga mandibula mereka cenderung lebih kecil dan lebih sederhana dibandingkan dengan kasta pekerja atau prajurit.
Mengetahui informasi tentang struktur dan fungsi mandibula rayap pada berbagai kasta sangat bermanfaat untuk pengelolaan hama terpadu. Dengan memahami perbedaan tugas kasta rayap dan bentuk mandibula, kita dapat merancang strategi pengendalian yang lebih efektif, seperti menargetkan kasta pekerja yang mengolah makanan atau menciptakan perangkap yang spesifik. Selain itu, pemahaman ini membantu dalam merancang kontrol yang lebih tepat dengan menggunakan bahan kimia atau agen biologi yang mengganggu proses pencernaan atau distribusi makanan di koloni. Pengetahuan ini juga penting dalam mengelola sumber daya alam, terutama untuk melindungi tanaman atau struktur yang rentan terhadap kerusakan oleh rayap, dengan cara yang lebih terpada, berkelanjutan, dan efisien.
Author : Rahmidevi Alfiani
REFERENSI
Deligne, J. E. A. N. (1999). Functional morphology and evolution of a carpenter's plane-like tool in the mandibles of termite workers (Insecta: Isoptera). Belgian Journal of Zoology, 129, 201-218.
Kuan, K. C., Chiu, C. I., Shih, M. C., Chi, K. J., & Li, H. F. (2020). Termite’s twisted mandible presents fast, powerful, and precise strikes. Scientific reports, 10(1), 9462.
Nandika, Dodi., Rismayadi, Yudi., & Diba, Farah. 2003. Rayap : Biologi dan Pengendaliannya. Surakarta : Universitas Muhammadiyah Surakarta.