Fenomena kutu rambut merupakan fenomena yang disebabkan karena kepadatan hunian yang tinggi (> 70%), hal ini berlaku untuk sistem tempat tinggal seperti asrama, sharehouse, dsb.
Untuk saat ini, keberadaan kutu rambut masih banyak dilaporkan di Indonesia dan seringkali menjadi hama yang sangat mengganggu bagi manusia.
Pada artikel ini, kita akan mengulas mengenai kutu rambut dan cara menghilangkan kutu rambut.
Kutu rambut berasal dari genus Pediculus
Pediculosis humanus capitis merupakan spesies yang berasal dari filum arthropoda, famili Pediculidae serta genus Pediculus.
Hewan ini merupakah suatu spesies ektoparasit penghisap darah yang berinfestasi di kulit kepala manusia, bersifat menetap dan seringkali menimbulkan berbagai masalah.
Hama ini menimbulkan masalah seperti gatal dan sensasi menggelitik akibat saliva dan fesesnya.
Siklus hidup kutu rambut
Kutu mengalami metamorfosis sederhana. Nimfa dan kutu yang telah mencapai dewasa memiliki bentuk yang serupa, yang membedakan hanyalah ukurannya. Kutu tidak mempunyai sayap atau kaki yang kuat untuk melompat sehingga mereka bergerak dengan menempel pada rambut dengan kakinya yang seperti cakar. Kutu rambut lebih suka hidup di rambut kepala meski diketahui berkeliaran di bagian tubuh lain. Kutu rambut biasanya tidak hidup di alas-alas tebal seperti permadani dan karpet.
Telur kutu disebut nits. Telur ini berbentuk silinder putih oval dengan panjang 1/16 inci atau sekitar 15 mm. Telur kutu rambut biasanya menempel pada rambut kepala dekat kulit kepala. Area favorit betina untuk merekatkan telurnya adalah di dekat telinga dan belakang kepala. Telur kutu badan diletakkan pada serat pakaian dan kadang-kadang pada bulu tubuh manusia.
Dalam kondisi normal telur akan menetas dalam waktu tujuh hingga 11 hari. Kutu muda yang keluar dari telurnya harus makan dalam waktu 24 jam atau mereka akan mati. Kutu yang baru menetas secara berkala akan menghisap darah dan berganti kulit sebanyak tiga kali sebelum menjadi dewasa secara seksual. Biasanya kutu muda akan dewasa dalam 10 hingga 12 hari hingga menjadi kutu dewasa (panjang 1/8 inci). Warna dewasa berkisar dari putih, coklat, hingga abu-abu tua.
Kutu betina bertelur enam hingga tujuh telur (nits) per hari dan dapat bertelur sebanyak 50 hingga 100 telur selama hidupnya yang dapat bertahan hingga 40 hari. Kutu dewasa hanya dapat bertahan hidup satu hingga dua hari tanpa makan darah. Nimfa dan dewasa semuanya memiliki mulut penghisap yang menusuk yang dapat menembus kulit kepala manusia untuk menghisap darah. Reaksi manusia terhadap gigitan kutu bisa sangat bervariasi.
Gejala umum yang diakibatkan kutu rambut
Manusia yang belum pernah terkena kutu akan mengalami sedikit iritasi sejak gigitan pertama. Setelah beberapa saat, seseorang mungkin menjadi peka terhadap gigitan tersebut, dan mungkin bereaksi dengan reaksi alergi umum termasuk kemerahan pada kulit, gatal, dan peradangan secara keseluruhan.
Gejala umum yang biasa diakibatkan kutu rambut diantaranya:
Kutu Rambut Tidak Hilang dengan Sendirinya
Kutu rambut tidak hilang dengan sendirinya, Akan tetapi, terdapat beberapa perawatan yang mudah, cepat serta efektif untuk menghilangkannya. Treatment menggunakan minyak silikon dan insektisida merupakan perawatan yang biasa direkomendasikan.
Perawatan Menggunakan Minyak Silikon
Minyak silicon yang sering digunakan untuk membasmi kutu rambut disebut dimetikon. Produk dengan kandungan dimetikon bekerja dengan cara membentuk lapisan minyak tebal yang akan menyebabkan telur kutu tidak bisa menetas serta kutu dewasa akan mati lemas. Beberapa produk dimetikon diantaranya: EtoPril, NYDA, Dimet 20, Hedrin Once dan Jacutin Pedicul.
Perawatan Menggunakan Insektisida
Lotion dan sampo yang mengandung insektisida seperti 1% permetrin (Nix) juga dapat digunakan. Obat-obatan ini dapat dibeli di toko obat. Jika produk ini tidak berhasil, permethrin dengan dosis yang lebih kuat juga dapat digunakan.
Penggunakan shampo dengan kandungan obat ini diantaranya:
Selain itu, telur kutu (telur kutu) juga harus dipastikan hilang agar kutu tidak dapat menyebar kembali. Salah satu caranya yaitu dengan cara menggunakan sisir nits dari bahan logam dengan gigi yang sangat halus. Penyisiran perlu dilakukan berkalam setiap 7-10 sekali.
Saat mengobati kutu, cuci semua pakaian dan sprei dengan air panas dan deterjen. Hal ini akan membantu mencegah kutu rambut menyebar ke orang lain dalam waktu singkat ketika kutu rambut dapat bertahan hidup di luar tubuh manusia.
Nah, demikian ulasan singkat terkait kutu rambut dan cara penanganannya. Semoga bermanfaat ya!
Apabila sedang mencari perusahaan pengendalian hama berlisensi. Ahli Hama dapat dipilih sebagai lembaga independen terpercaya.
Di sini menyediakan berbagai jenis layanan training mencakup:
Selain itu, adapun konsultan manajemen dan sertifikasi bebas hama untuk penilaian keberadaan hama.
Untuk informasi lebih lanjut silahkan menghubungi kami melalui +62 821-1825-0931.
Author : Saila Rachma
REFERENSI
Anonymous. 1975. Basic information about human lice. Pharmecs Division, Pfizer Inc., New York, New York. 12 pp.
Burkhart CN, Burkhart GG, Morrell DS. 2018. Infestations. In: Bolognia JL, Schaffer JV, Cerroni L, eds. Dermatology. 4th ed. Philadelphia, PA: Elsevier; chap 84.
Devore CD, Schutze GE. 2015. Head lice. Pediatrics; 135(5): e1355-1365.
Cologne. 2021. Head lice: Learn More – How can head lice be treated?. Germany: Institute for Quality and Efficiency in Health Care (IQWiG)
James WD, Elston DM, Treat JR, Rosenbach MA, Neuhaus IM. 2020. Parasitic infestations, stings, and bites. In: James WD, Elston DM, Treat JR, Rosenbach MA, Neuhaus IM, eds. Andrew's Diseases of the Skin Clinical Dermatology. 13th ed. Philadelphia, PA: Elsevier; chap 20.
Restiana, R. 2010. Hubungan Berbagai Faktor Risiko Terhadap Angka Kejadian Pedikulosis kapitis di Asrama. Tesis. Yogyakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Seifert SA, Dart R, White J. Envenomation, bites, and stings. 2020. In: Goldman L, Schafer AI, eds. Goldman-Cecil Medicine. 26th ed. Philadelphia, PA: Elsevier; chap 104.
Setyoasih A, dan Suryani D. 2016. Hubungan antara Pengetahuan, Personal Hygiene, dan Infestasi Pediculus humanus var. capitis pada Santriwati Muhammadiyah Boarding School Prambanan Sleman Yogyakarta. Jurnal Kedokteran dan Kesehatan. 12(2): 190-201.