Ngengat Pakaian

Ngengat Pakaian
05
Rabu, 5 Juni 2024

Pernakah kamu mengetahui bahwa ada satu ngengat yang dapat menjadi hama merugikan di lingkungan pemukiman. Ngengat tersebut dikenal dengan sebutan “ngengat pakaian” atau dalam bahasa Inggris biasanya disebut sebagai clothes moth. Ngengat ini memiliki nama latin Tineola bisselliella. Yuk, mari kita mengenal lebih jauh tentang hama yang satu ini!

Morfologi

 

Ngengat pakaian merupakan ngengat yang berasal dari famili Tineidae dan subfamili Tineinae. Genusnya adalah Tineola dan spesies ini pertama kali dideskripsikan oleh seorang ahli entomologi berkebangsaan Swedia yang bernama Arvid David Hummel pada tahun 1823. Ngengat ini dikenal sebagai hama terutama saat siklus hidupnya berada di fase larva, dimana mereka dapat merusak pakaian serta mencemari makanan yang disimpan.

Panjang tubuhnya berkisar antara 6–7 mm dan lebar sayapnya berada pada rentang 9–16 mm. Kepala ngengat ini berwarna coklat muda kekuningan, kadang-kadang hanya cokelat saja. Sayap depan berwarna kuning muda kekuningan dengan dasar costa yang berwarna gelap.

Sementara itu, sayap belakangnya berwarna abu-abu kekuningan. Ngengat ini dapat dibedakan dari spesies serupa lainnya dengan warna kuning-coklat atau kekuningan dan jambul rambut merah-oranye yanga ada di kepalanya.

Siklus Hidup

Ngengat betina biasanya meletakkan telur dalam kelompok yang terdiri dari 30 hingga 200 telur. Telur-telur ini dapat menempel pada suatu permukaan karena memiliki struktur khusus seperti lem dengan gelatin.

Telur-telur ini menetas dalam waktu empat hingga sepuluh hari menjadi larva berwarna putih yang berukuran sangat kecil. Larva-larva ini akan mencari bahan makanan segera setelah mereka menetas.

Perkembangan larva ini akan berlangsung melalui lima instar, biasanya dalam jangka waktu satu bulan dan paling lama mencapai dua tahun hingga mencapai tahap kepompong. Pada tahap ini, larva akan membuat kepompong dan menghabiskan waktu sekitar 10–50 hari untuk berkembang menjadi ngengat dewasa.

Setelah selesai bermetamorfosis, ngengat dewasa muncul dan mulai mencari pasangan. Ngengat betina cenderung bergerak lebih sedikit dibandingkan dengan jantan. Baik jantan ataupun betina lebih suka merayap di permukaan daripada terbang—beberapa ngengat dewasa bahkan tidak pernah terbang sama sekali.  

Ngengat dewasa umumnya berusia15–30 hari, setelah itu mereka akan mati. Ngengat jantan mati segera setelah mereka kawin dan betina akan mati segera setelah meletakkan telur.

Siklus hidup dapat diselesaikan dalam waktu satu bulan dalam kondisi yang paling menguntungkan (24 °C dengan kelembaban relatif 70-75%) tetapi dapat memakan waktu beberapa tahun jika suhu dan kelembabannya lebih rendah. Diketahui larva ngengat ini masih dapat menetas dan tumbuh pada suhu serendah 10 °C  dan suhu maksimum 33 °C.

Perilaku

Spesies ini terkenal karena suka memakan pakaian dan serat alami. Pada saat tahap larva, spesies ini memiliki kemampuan untuk mencerna protein keratin dalam wol dan sutra.

Ngengat dewasa lebih suka kain yang kotor untuk meletakkan telur dan sangat tertarik pada karpet dan pakaian yang mengandung keringat manusia atau cairan organik lainnya yang tumpah di atasnya.  

Hal ini karena situasi tersebut menyediakan nutrisi penting untuk perkembangan larva. Larva tertarik ke area tersebut tidak hanya untuk makanan tetapi juga karena jejak kelembapan. Oleh karena itu, mereka jarang sekali memerlukan air dalam bentuk cairan

Cakupan makanan mereka antara lain kain linen, sutra, dan wol serta bulu. Mereka juga dapat memakan serat sintetis dan katun jika dicampur dengan wol. Sebagian kecil katun yang mereka makan dapat digunakan untuk membuat kepompong mereka. Selain pakaian, mereka juga dapat ditemukan pada bulu-bulu yang rontok, rambut, dedak, semolina, tepung, biskuit, kasein, dan spesimen serangga di museum.  

Dalam satu kasus, larva T. bisselliella ditemukan dapat hidup di dalam garam. Hal ini mungkin disebabkan karena hewan ini tidak sengaja masuk ke dalam garam tersebut. Walaupun ngengat ini merupakan polifagi, tapi garam tidak memiliki nilai gizi untuk mereka, bahkan garam memiliki sifat desikan kuat. Namun, ditemukannya kasus larva di dalam garam ini menunjukkan seberapa kuat daya kesintasan mereka. Suhu dan kelembapan yang tidak menguntungkan dapat memperlambat perkembangan, tetapi tidak selalu menghentikannya. 

Bnayak ngengat dari keluarga Tineidae tertarik pada cahaya, namun ngengat pakaian lebih menyukai area yang redup atau gelap. Jika larva berada di ruangan yang terang, mereka akan mencoba berpindah ke bawah furnitur atau tepi karpet.  

Karpet buatan tangan adalah favorit mereka, karena larva mudah merayap di bawahnya dan merusaknya dari bawah. Mereka juga akan merayap di bawah cetakan di tepi ruangan untuk mencari area gelap di mana serat debu terkumpul yang dapat digunakan untuk menyimpan makanan. Larva juga kadang-kadang berfungsi sebagai "bookworms," memakan kertas untuk atau koloni jamur yang tumbuh disitu untuk nutrisi.

Berbeda dengan fase larvanya, ngengat dewasa tidak perlu makan. Mereka mendapatkan semua nutrisi dan moisture yang mereka butuhkan saat masih berada dalam tahap larva, dan setelah keluar dari kepompong tujuan mereka hanya untuk berkembang biak. Bagian mulut ngengat dewasa sudah tidak berfungsi dan tidak dapat digunakan lagi pada kain atau pakaian.

Pengendalian

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengendalikan ngengat pakaian. Cara pertama adalah dengan langkah anoksia atau “tanpa oksigen”. Anoksia ini mirip dengan cryofumigation, namun gas yang digunakan untuk kompresi dapat berbeda-beda, mulai dari akrbon dioksida, nitrogen, hingga argon.

Cara kedua adalah pengendalian dengan cara fisik, beberapa di antaranya seperti :

  • Menyikat pakaian dengan keras di bawah cahaya terang. Hal ini dapat melepaskan telur dan larva dari pakaian.
  • Menggunakan perangkap. Dapat dibuat dengan kotak karton berlapis perekat yang diberi feromon buatan. Perangkap ini dapat membantu untuk memantau infestasi serta mencegah ngengat jantan kawin dengan betina. Hanya ngengat jantan yang tertarik ke perangkap ini.
  • Dry cleaning. Cara ini dapat membunuh ngengat di pakaian serta membantu menghilangkan kelembapan dari pakaian.
  • Pemberian suhu ekstrem. Pakaian dapat dibekukan dengan suhu di bawah -8 °C untuk membunuh larva atau dipanaskan hingga 49 °C. Proses pemanasan juga dapat dilakukan dengan meletakkan bahan yang terinfestasi di ruang terbuka yang terpapar oleh sinar matahari di cuaca panas, atau dengan mencuci pakaian pada suhu ini.
  • Menggunakan vacuum cleaner. Biasanya, ngengat suka bersembunyi di karpet dan alas kaki. Penggunaan vacuum cleaner dapat dilakukan untuk pemberantasan penuh. Setelah menyedot debu dengan baik, kantong vakum harus segera dibuang ke luar.

Cara ketiga adalah dengan menggunakan insektisida. Biasanya, aplikasi insektisida dalam bentuk aerosol bekerja dengan sangat baik. Pengaplikasian dilakukan sebanyak satu bulan sekali dalam tiga bulan pertama dan satu kali dalam 4 bulan untuk periode selanjutnya. Beberapa zat kimia yang digunakan sebagai insektisida untuk pengendalian ngengat pakaian antara lain permetrin, piretorid, piriproxyfen, bifenthrin, dan chlorfenapyr.

Cara terakhir adalah dengan menggunakan agen-agen biologis seperti kamper, minyak Eastern red cedar, lavender, dan menggunakan predator alami berupa tawon dari kelompok Trichogrammatid.

Demikian informasi tentang ngengat pakaian dan cara pengendaliannya. Semoga bermanfaat, ya! Apabila sedang mencari perusahaan pengendalian hama berlisensi, Ahli Hama dapat dipilih sebagai lembaga independen terpercaya. 

Di sini menyediakan berbagai jenis layanan training mencakup:

  1. Basic Pest Management Training (BPT)
  2. Advanced Pest Management Training (APT)
  3. Pest Control Mentoring (PCM)
  4. In House Training

Selain itu, adapun konsultan manajemen dan sertifikasi bebas hama untuk penilaian keberadaan hama.

Untuk informasi lebih lanjut silahkan menghubungi kami melalui +62 821-1825-0931. 

REFERENSI

Crewther, W.G.; McQuade, A.B. The intestinal microflora of the clothes moth Tineola bisselliella in relation towool digestion. J. Gen. Microbiol. 1955,12, 311–313

Ghosh, G.K. (2000). Biopesticide and Integrated Pest Management. APH Publishing. ISBN 978-8-176-48135-9.

Plarre, R.; Krüger-Carstensen, B. An attempt to reconstruct the natural and cultural history of the webbingclothes moth Tineola bisselliella Hummel (Lepidoptera: Tineidae). J. Entomol. Acarol. Res.2011,43, 83–93.

Waterhouse, D.F. Wool digestion and mothproofing. In Advances in Pest Control Research, 2nd ed.; Metcalf, R.L.,Ed.; Interscience: New York, NY, USA, 1958; pp. 207–262

KONSULTASI DENGAH AHLI HAMA