Tapinoma sessile Say, semut ini sering disebut juga dengan “semut bau” karena mereka mampu mengeluarkan bau seperti kelapa busuk. Bau tersebut akan muncul ketika semut merasa terancam.
Ciri khas bau dari semut ini disebabkan oleh keluarnya asam butirat yang disimpan di dalam lambung. Bau mirip kelapa pada Tapinoma sessile biasa digunakan untuk identifikasi di lapangan.
Tapinoma sessile masuk ke dalam subfamili Dolichoderinae yang umum ditemukan di seluruh Amerika Serikat serta di wilayah Kanada dan Meksiko. Semut ini pertama kali dideskripsikan oleh Thomas Say pada tahun 1836 dan pada awal tahun 1920-an telah mendapatkan reputasi sebagai hama utama rumah tangga dan struktural.
Artikel ini akan membahas mengenai karakteristik, perilaku mencari makan yang merugikan manusia, dan cara mengendalikan semut bau dengan metode pengumpanan. Yuk simak penjelasan di bawah ini.
Semut bau mirip dengan spesies semut kecil berwarna gelap lainnya, seperti semut Argentina (Limepithema humile (Mayr)) dan semut gila (Paratrechina longicornis (Latreille)). Namun, semut bau memiliki bentuk petiole yang pipih dan struktur tersebut tertutupi pangkal perutnya.
Semut pekerja bersifat monomorfik; panjangnya sekitar 2,4 mm hingga 3,2 mm dan berat 0,35 mg hingga 0,87 mg. Mereka memiliki kepala berbentuk oval, toraks pendek dan kuat, serta tubuh agak melengkung.
Semut pekerja memiliki sedikit rambut kekuningan di beberapa bagian tubuhnya termasuk mandibula, clypeus, dan coxae. Tubuhnya berwarna coklat tua atau hitam, dengan mandibula yang lebih terang.
Ratu semut lebih besar, dengan panjang 3,75 mm hingga 4,3 mm. Mereka memiliki kepala persegi, mata besar, dan antena yang kokoh jika dibandingkan dengan pekerja.
Ratu semut berwarna coklat sampai hitam di tubuhnya, dengan bagian toraks dan abdomen lebih terang. Ratu semut memiliki sayap yang berwarna abu-abu dengan urat kuning kecokelatan di mana mereka akan melepaskan sayapnya setelah proses kawin terjadi.
Semut bau bersifat holometabola yang melewati beberapa tahapan hidup, yakni telur, larva, pupa, dan semut dewasa.
Ratu semut dapat bertelur hingga 20 atau 30 butir dalam sehari. Telur akan menetas setelah 11-26 hari diletakkan oleh ratu semut.
Selanjutnya, tahap larva memakan waktu 13-29 hari, tahap pra-pupa memakan waktu 2-3 hari, dan tahap pupa berlangsung antara 8-28 hari. Setelah pergantian kulit dari pupa menjadi dewasa, terdapat tahap tenang yang berlangsung antara 2 hari hingga beberapa minggu sebelum semut menjadi dewasa yang berfungsi penuh.
Masa perkembangan dari telur hingga dewasa pada musim semi, musim panas, dan musim gugur kira-kira 6-7 minggu.
Koloni semut bau bersifat poligini, yaitu memiliki lebih dari satu ratu reproduksi dalam koloni. Jumlah pekerjanya pun dapat mencapai puluhan ribu.
Semut pekerja bertugas untuk merawat ratu dan memberikan makanan melalui trophallaxis, yaitu memuntahkan makanan cair dari mulut ke mulut.
Saat sarangnya diganggu, para pekerja akan membawa induknya dari satu sarang ke sarang lainnya. Mereka juga menjilat dan membersihkan induknya, serta membantu larva saat berganti kulit menjadi pra-pupa.
Jantan mati segera setelah kawin sehingga tidak memberikan perawatan apa pun terhadap keturunannya. Demikian pula, ratu juga tidak memberikan perhatian apa pun.
Setelah keturunannya berkembang menjadi dewasa, perawatan induk berhenti dan mereka bergabung dengan koloni.
Semut bau aktif di siang dan malam hari, dan akan mencari makan kapan saja. Ketika mencari makan, semut bau akan mengandalkan isyarat visual, jejak bau, dan ciri-ciri struktural lingkungan untuk menemukan sumber makanannya.
Di alam, honeydew adalah sumber makanan yang paling disukai oleh semut bau. Selain itu, nektar dan getah pohon juga teramati dimakan oleh semut ini.
Semut bau menjadikan serangga kecil dan laba-laba (ukuran ≤ 4 mm) sebagai sumber makanannya. Mereka juga diamati memakan bangkai dari vertebrata.
Di daerah perkotaan, semut bau akan memakan hampir semua makanan manusia yang tersedia. Mereka lebih menyukai makanan manis, seperti gula, madu, mentega, dan es krim, serta makanan tidak manis, seperti daging sapi, ikan, kentang, keju, dan susu.
Semut bau menghabiskan waktu makan selama 3-5 menit sebelum mereka merasa puas.
Saat makan, bagian gaster pada tubuhnya secara bertahap membesar hingga segmen kitin dipisahkan dengan jelas oleh membran intersegmental sehingga menyebabkan gaster tampak belang. Peregangan perut memungkinkan semut ini membawa makanan dalam jumlah yang relatif besar kembali ke sarang dan membaginya dengan anggota koloni lainnya.
Semut bau dapat membuat sarang di berbagai habitat mulai dari pantai berpasir, padang rumput, kawasan hutan, perkotaan, dan area lain dengan kelembapan tinggi.
Mereka sering membangun sarang di dalam tanah, batang kayu, tunggul pohon, di bawah batu, dan dedaunan. Dalam struktur bangunan, mereka dapat membangun sarang di rongga dinding.
Hidrokarbon pada kutikulanya digunakan untuk mengidentifikasi sarangnya. Antenanya digunakan untuk mendeteksi hidrokarbon ini, serta bau dan bahan kimia lain di lingkungan.
Kemampuannya dalam mengidentifikasi sarang menjadi penting karena mereka membentuk koloni besar dengan banyak sarang di perkotaan.
Metode tradisional pengendalian semut bau sering dilakukan dengan penyemprotan insektisida di dalam dan sekitar bangunan yang teramati keberadaannya. Namun, metode ini dapat memperburuk masalah dengan menyebabkan sebuah koloni terpecah menjadi beberapa unit, yang masing-masing dapat menjadi koloni terpisah atau satelit.
Pendekatan yang lebih efektif untuk mengendalikan semut bau adalah dengan menggunakan metode pengumpanan. Umpan semut umumnya terdiri dari sumber makanan menarik yang dikombinasikan dengan bahan beracun.
Umpan semut yang paling efektif memiliki racun yang bekerja lambat sehingga memungkinkan semut mengambil umpan dan membawanya kembali ke sarang di mana mereka dapat membaginya dengan anggota koloni lainnya melalui trophallaxis.
Boric acid-sucrose water bait dilaporkan efektif penggunaannya sebagai metode pengumpanan. Asam borat digunakan sebagai umpan semut karena sifatnya yang tidak mengusir dan bekerja lambat pada konsentrasi rendah.
Sebuah penelitian telah dilakukan pada semut api yang dipaparkan umpan larutan sukrosa asam borat 0,25%, 0,5%, 0,75% dan 1% secara efektif mengurangi ukuran koloni lebih dari 90% setelah 6 minggu. Ditemukan juga bahwa asam borat dosis tinggi (5%) meningkatkan kemungkinan penghindaran dari semut.
Selain pemberian umpan, program pengelolaan semut yang efektif juga harus mencakup praktik sanitasi yang baik untuk mencegah semut masuk ke dalam rumah.
Nah, demikian ulasan singkat terkait semut bau. Semoga bermanfaat ya!
Apabila sedang mencari perusahaan pengendalian hama berlisensi, Ahli Hama dapat dipilih sebagai lembaga independen terpercaya.
Di sini menyediakan berbagai jenis layanan training mencakup:
Selain itu, adapun konsultan manajemen dan sertifikasi bebas hama untuk penilaian keberadaan hama.
Untuk informasi lebih lanjut silahkan menghubungi kami melalui +62 821-1825-0931
Author : Dherika
Referensi
Barbani, L.E. (2003). Foraging Activity and Food Preference of the Odorous House Ant (Tapinoma sessile Say) (Hymenoptera: Formicidae) (Master’s Thesis). Virginia Polytechnic Institute and State University, Virginia.
Denisewill. (2022). “Odorous House Ant (Tapinoma sessile)” (On-line), iNaturalist. Accessed May 26, 2024 at https://www.inaturalist.org/observations/108002478.
Froggy143. (2023). “Odorous House Ant (Tapinoma sessile)” (On-line), iNaturalist. Accessed May 25, 2024 at https://www.inaturalist.org/observations/184963493.
Harsiparker. (2022). “Odorous House Ant (Tapinoma sessile)” (On-line), iNaturalist. Accessed May 25, 2024 at https://www.inaturalist.org/observations/124510434.
Miner, A. (2014). "Tapinoma sessile" (On-line), Animal Diversity Web. Accessed May 24, 2024 at https://animaldiversity.org/accounts/Tapinoma_sessile/.
Thomasbarbin. (2023). “Odorous House Ant (Tapinoma sessile)” (On-line), iNaturalist. Accessed May 25, 2024 at https://www.inaturalist.org/observations/165851063.