Ampas Kopi yang Efektif Mengendalikan Nyamuk

Ampas Kopi yang Efektif Mengendalikan Nyamuk
15
Rabu, 15 Januari 2025

Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang ditularkan melalui nyamuk Aedes betina yang membawa virus dengue dengan empat serotipe berbeda (DEN-1 hingga DEN-4). Di Indonesia, DBD menjadi salah satu penyakit menular yang terus berkembang dan menjadi masalah kesehatan masyarakat yang signifikan.

Kasus pertama DBD di Indonesia tercatat pada tahun 1968 di Surabaya dan Jakarta. Sejak saat itu, jumlah kasus terus meningkat setiap tahunnya, dan pada tahun 1997, seluruh provinsi di Indonesia telah melaporkan kasus DBD.

Upaya pencegahan utama untuk mengendalikan DBD adalah dengan menekan populasi nyamuk Aedes aegypti. Pengendalian ini dapat dilakukan baik pada fase hidup dewasa maupun larva. Namun, penggunaan insektisida kimia secara luas dalam mengendalikan nyamuk seringkali menghadapi tantangan, seperti munculnya fenomena resistensi nyamuk terhadap insektisida tersebut. Oleh karena itu, diperlukan alternatif yang lebih ramah lingkungan untuk mengatasi masalah ini.

Salah satu alternatif yang menjanjikan adalah pemanfaatan limbah organik, seperti ampas kopi. Ampas kopi yang biasanya hanya dibuang setelah digunakan, ternyata memiliki potensi mengendalikan nyamuk.

Selain lebih aman bagi lingkungan, penggunaan ampas kopi juga dapat menjadi solusi pengelolaan limbah yang lebih bijak. Dengan memanfaatkan ampas kopi, diharapkan upaya pengendalian nyamuk Aedes aegypti dapat dilakukan secara lebih efektif dan berkelanjutan.

Artikel ini akan membahas mengenai potensi ampas kopi yang dapat mengendalikan nyamuk penyebab penyakit secara efektif. Yuk simak uraian di bawah ini.

Pemanfaatan Ampas Kopi untuk Mengendalikan Larva Nyamuk

Image credit: Freepik

Kopi adalah minuman yang berasal dari hasil pengolahan dan ekstraksi biji kopi. Setelah dikonsumsi, minuman kopi ini menghasilkan ampas kopi. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa ampas kopi dapat membunuh larva nyamuk penyebab penyakit.

Ampas kopi mengandung metabolit sekunder seperti alkaloid, flavonoid, polifenol, saponin, triterpenoid, dan tanin. Kandungan ini bersinergi dan menyebabkan berbagai reaksi dalam tubuh larva nyamuk.

Alkaloid, flavonoid, dan tanin memiliki efek antifeedant terhadap larva nyamuk. Senyawa-senyawa ini memberikan rasa pahit dan tajam yang dapat menyebabkan iritasi pada sistem pencernaan larva. Selain itu, senyawa tersebut mampu mengurangi aktivitas enzim pencernaan dan menghambat penyerapan nutrisi, sehingga proses makan terganggu.

Saponin adalah senyawa bioaktif yang berfungsi sebagai racun kontak dan racun perut pada larva. Dengan sifat seperti deterjen, saponin melarutkan zat lipofilik sehingga meningkatkan penetrasi racun. Senyawa ini juga menyebabkan iritasi saluran pencernaan, menurunkan nafsu makan larva, hingga menyebabkan kematian akibat kelaparan.

Saponin dan flavonoid dapat bekerja sinergis dengan menghambat hormon ecdysone yang berperan dalam pertumbuhan larva. Hambatan ini mengganggu siklus pertumbuhan dan pergantian kulit dari larva, yang akhirnya berujung pada kematian larva.

Ampas kopi juga mengandung kafein, yang berperan dalam membunuh larva Aedes dengan dosis 1,0 mg/ml yang cukup untuk membunuh 100% larva. Kandungan kafein dalam ampas kopi sangat dipengaruhi oleh metode penyeduhan, karena kafein larut dalam air. Berbagai cara penyeduhan kopi menghasilkan kadar kafein yang berbeda. Selain itu, jenis tanaman kopi juga memengaruhi jumlah kafein yang terkandung, di mana Coffea canephora (Robusta) memiliki kandungan kafein dua kali lebih banyak dibandingkan Coffea arabica.

Pemanfaatan Ampas Kopi untuk Mengendalikan Nyamuk Dewasa

Image credit: Freepik

Ampas kopi memiliki potensi sebagai pengusir nyamuk alami dengan cara dibakar. Pembakaran akan menghasilkan asap dan aroma kuat yang tidak disukai nyamuk. Aroma ini tidak hanya mengusir nyamuk tetapi juga menyamarkan bau yang biasanya menarik perhatian mereka, sehingga sulit bagi nyamuk untuk menemukan mangsa. Untuk hasil maksimal, ampas kopi perlu dikeringkan sebelum dibakar agar menghasilkan asap yang optimal.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pembakaran ampas kopi efektif dalam mengusir nyamuk, termasuk studi di Journal of the American Mosquito Control Association yang menemukan bahwa asap dari ampas kopi memiliki efek residu yang dapat bertahan meskipun pembakaran telah selesai. Namun, efektivitasnya sebagai metode pengendalian nyamuk masih memerlukan penelitian lebih lanjut dan sebaiknya digunakan sebagai pelengkap metode pengendalian nyamuk yang telah teruji.

Pembakaran ampas kopi dianggap berkelanjutan dan hemat biaya, meskipun belum diakui secara resmi oleh Badan Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat (EPA) sebagai pengusir nyamuk yang terdaftar.

Nah, demikian ulasan terkait ampas kopi yang efektif mengendalikan nyamuk. Semoga bermanfaat ya!

Author: Dherika

Referensi

Aditama, W., Zulfikar., & Frans, Y.S. (2018). The effectiveness of arabica coffee (Coffea arabica L) grounds on mortality and growth of Aedes aegypti Larva. International Journal of Mosquito Research, 6(1): 34-37.

Drago, A., Vettore, S., S, Martini., & M, Dutto. (2021). Efficacy of used coffee grounds as larvicide against Aedes albopictus (Skuse, 1894) and Ae. aegypti Linné, 1762 (Diptera: Culicidae). Journal of the European Mosquito Control Association, 39(1): 27-30. DOI 10.52004/JEMCA2021.0004.

iNaturalist. (2025). Mosquitoes (Family Culicidae). Retrieved from https://www.inaturalist.org/taxa/52134-Culicidae (Accessed: December 11th, 2025).

Pest Prevention. (2023). How to burn coffee grounds for mosquito control: A Step-by-Step Guide. Pest Prevention Patrol. Retrieved from https://pestpreventionpatrol.com/how-to-burn-coffee-grounds-for-mosquito-control/ (Accessed: December 10th, 2025).

KONSULTASI DENGAN AHLI HAMA