Pengatur pertumbuhan serangga (Insect Growth Regulators atau IGR) adalah sekelompok bahan kimia yang berperan dalam mengganggu perkembangan dan pertumbuhan serangga. IGR digunakan dalam strategi pengendalian hama untuk mengelola populasi serangga dengan mengganggu proses hormonal mereka.
Apa itu Insect growth regulator?
IGR didefinisikan sebagai zat yang mempengaruhi proses fisiologis yang penting dalam perkembangan serangga. Zat ini menargetkan jalur hormonal tertentu, terutama yang melibatkan hormon juvenil (juvenile hormones atau JH) dan ecdysteroids. JH memainkan peran penting dalam mengatur pertumbuhan, metamorfosis, dan reproduksi serangga. Dengan meniru atau menghambat hormon-hormon ini, IGR dapat mencegah serangga berkembang menjadi dewasa atau bereproduksi secara efektif.
Insect Growth Regulators terdiri dari beberapa jenis dengan mekanisme kerja yang berbeda.
Analog hormon juvenil, seperti methoprene, meniru aksi hormon juvenil alami sehingga mengganggu perkembangan normal serangga dan efektif melawan berbagai hama seperti nyamuk dan lalat.
Inhibitor sintesis kitin, seperti benzophenyl ureas (BPU) diflubenzuron, bekerja dengan cara menghambat produksi kitin, yaitu komponen penting dalam eksoskeleton serangga, yang menyebabkan kematian selama proses molting.
Photo by crevicedwelling on Tumblr
Selain itu, terdapat zat yang mirip dan meniru cara kerja dari ecdysteroid, hormon yang memicu molting dan metamorfosis, sehingga dapat mengganggu siklus hidup serangga dengan menyebabkan molting prematur atau bahkan mencegahnya terjadi.
Pertimbangan Penggunaan IGR
Insect Growth Regulators (IGR) memiliki beberapa keunggulan yang menjadikannya pilihan unggul dalam pengendalian hama.
Dengan selektivitas tinggi, IGR bekerja lebih spesifik terhadap serangga target sehingga lebih aman bagi organisme non-target, termasuk predator alami hingga serangga yang menguntungkan seperti polinator.
Selain itu, banyak IGR yang lebih ramah lingkungan karena biodegradable dan tidak meninggalkan residu berbahaya di lingkungan, mendukung pengendalian hama yang berkelanjutan.
Penggunaan IGR juga berperan dalam manajemen resistensi, di mana rotasi penggunaannya dengan pestisida kimia dapat membantu memperlambat perkembangan resistensi pada populasi hama.
Namun, Insect Growth Regulators juga memiliki beberapa keterbatasan dalam penggunaannya. Daya bunuhnya cenderung lambat karena bekerja dengan mengganggu proses perkembangan serangga daripada membunuhnya secara langsung.
Selain itu, efektivitasnya sering terbatas pada tahap perkembangan tertentu, seperti larva atau pupa, sehingga kurang mampu mengendalikan populasi serangga dewasa secara langsung.
Keterbatasan ini juga membuat aplikasi IGR terkadang harus dikombinasikan dengan metode pengendalian lain untuk mencapai hasil yang optimal, terutama jika populasi hama telah mengembangkan resistensi terhadap metode tertentu.
REFERENSI:
Siddall J. B. (1976). Insect growth regulators and insect control: a critical appraisal. Environmental health perspectives, 14, 119–126. https://doi.org/10.1289/ehp.7614119
Singh, Satnam & Pandher, Suneet & Sharma, Rakesh & Kumar, Rajinder. (2013). Insect growth regulators: practicle use, limitations and future. Journal of Eco-friendly Agriculture. 8(1). 1-14.
Ganguly, P., Mandal, J., Mandal, N., Rakshit, R., & Patra, S. (2020). Benzophenyl urea insecticides–useful and ecofriendly options for insect pest control. Journal of Environmental Biology, 41(3), 527-538.