Jalak Eropa (Sturnus vulgaris) terkenal memiliki kemampuan linguistik dan kecerdasannya. Dalam hidupnya, burung ini bisa mempelajari kosakata yang luas, bahkan mempelajari kicauan jenis burung lainnya. Selain itu, ia dapat meniru ucapan manusia, sifat yang membuat burung ini disebut dalam karya Shakespeare.
Dalam karya William Shakespear, "Henry IV, Part 1," diceritakan bahwa Henry Hotspur membayangkan melatih seekor burung jalak untuk berulang kali mengucapkan "Mortimer" untuk memprovokasi Raja Henry IV agar membebaskan saudara iparnya.
Drama ini pertama kali diterbitkan pada tahun 1598. Hampir 300 tahun kemudian, pada tahun 1890, Eugene Schieffelin melepaskan 100 burung ini di Central Park. Burung-burung ini berkembang sangat pesat di Amerika Utara, diperkirakan populasinya mencapai 200 juta saat ini.
Legenda urban menggambarkan Schieffelin sebagai tokoh sosialita yang eksentrik ingin memperkenalkan setiap spesies burung yang disebutkan oleh William Shakespeare ke Amerika Serikat.
Dalam artikel di tahun 2021, “Shakespeare’s Starlings: Literary History and the Fictions of Invasiveness,” peneliti Lauren Fugate dan John MacNeill Miller menemukan bahwa Schieffelin kemungkinan besar mengikuti misi American Acclimatization Society. Komunitas global ini bertujuan untuk memperkaya keanekaragaman hayati dan mempelajari adaptasi spesies dengan melakukan pertukaran tumbuhan dan hewan antar benua.
Ciri Fisik dan Perilaku
Jalak Eropa (Sturnus vulgaris) terdaftar di antara "100 World's Worst Invaders" oleh Invasive Species Specialist Group. Berasal dari Eropa, Asia barat daya, dan Afrika utara, burung ini diperkenalkan ke Amerika Utara, Afrika Selatan, Selandia Baru, dan Australia karena budaya para imigran dan sebagai pengendali serangga.
Burung kecil (70-100 g) ini berwarna hitam, memiliki ekor pendek, sayap triangular, dan paruh panjang dan runcing. Di musim dingin, mereka memiliki bintik-bintik putih, kemudian berubah menjadi gelap dan mengkilap di musim panas. Mereka sering terbang dalam kelompok besar serta mengerumuni halaman rumput sepanjang tahun.
Selama musim kawin, warna paruh membedakan jenis kelamin: keduanya memiliki paruh berwarna kuning cerah, tetapi jantan memiliki rahang bawah berwarna biru keabu-abuan, sedangkan betina memiliki paruh berwarna merah muda.
Burung jalak jarang sekali berpindah lokasi, dengan sekitar 30% betina menggunakan kembali sarang yang sama dan 90% burung yang berpindah masih dalam jarak radius 1 km. Mereka bertelur dari akhir Maret hingga awal Juli, bertelur 1-2 kali per tahun, masing-masing 4-6 butir. Inkubasi berlangsung sekitar 12 hari. Anakan burung menjadi dewasa dalam waktu sekitar tiga minggu. Burung ini mempunyai umur rata-rata 2-3 tahun, meski bisa hidup lebih dari 20 tahun.
Burung ini memiliki pola makan yang bervariasi, memakan tumbuhan dan invertebrata, dengan preferensi terhadap invertebrata selama musim semi dan musim panas. Mereka mencari makan di kebun buah-buahan pada musim gugur dan sering mengunjungi tempat pemberian pakan, peternakan sapi perah, hingga tempat pembuangan sampah di musim dingin. Mereka membentuk kelompok yang besar untuk mengeksploitasi sumber makanan yang melimpah dan sulit untuk diusir dari tempat yang mereka sukai.
Dampak
Kerusakan yang disebabkan oleh burung jalak di bidang pertanian diperkirakan sebesar US$800 juta setiap tahunnya..
Burung Jalak ini diketahui menyebabkan kerusakan signifikan pada tanaman buah dan biji-bijian. Dampaknya diperkirakan mencapai jutaan dolar AS akibat kerusakan pada tanaman anggur saja, dan juga menimbulkan kerugian pada tanaman ceri, persik, blueberry, stroberi, ara, dan apel.
Meskipun bukan konsumen utama biji-bijian sereal, mereka dilaporkan bisa merusak gandum di musim dingin dan jagung yang sudah matang, dengan kerugian mencapai hingga 1,6% di beberapa wilayah Kentucky dan Tennessee.
Burung jalak Eropa juga menjadi pembawa beberapa penyakit yang berdampak signifikan terhadap kesehatan dan ekonomi. Mereka dapat menularkan salmonellosis unggas, klamidiasis, dan Mycobacterium avium paratuberculosis, yang menyebabkan biaya perawatan kesehatan dan kerugian besar pada industri unggas dan susu.
Burung ini juga dapat memfasilitasi penyebaran Escherichia coli pada babi dan sapi, sehingga menimbulkan risiko terhadap keamanan pangan manusia. Selain itu, burung ini mungkin membawa virus West Nile, yang dapat menyebar ke manusia dan hewan, sehingga menimbulkan risiko bagi kesehatan manusia dan satwa liar.
Pengendalian hama burung
Metode utama untuk mengelola populasi burung ini melibatkan penggunaan berbagai teknik tidak mematikan seperti peledak propana (suara), kembang api (suar), layang-layang elang, suara ultrasonik, dan bahan kimia pada umpan biji-bijian, dapat menyebabkan perilaku tidak normal pada burung yang memakannya, menyebabkan mereka mengeluarkan teriakan peringatan yang menghalangi burung lain.
Namun, umpan ini beresiko, baik spesies target maupun non-target, dapat mengalami kematian, dan terdapat potensi keracunan sekunder jika predator memakan burung yang telah memakannya.
Sebagai alternatif, pengendalian kimiawi yang mematikan menggunakan senyawa DRC-1339 (3-chloro-4-methylaniline hydrochloride, juga 3-chloro p-toluidine hydrochloride, 3-chloro-4-methylaniline), sebuah avisida, juga digunakan untuk mengurangi populasi burung ini, terutama di sekitar operasi peternakan dan unggas.
Racun yang bekerja lambat ini menyebabkan kematian pada burung yang keracunan, biasanya terjadi dalam 1 hingga 3 hari setelah memakan umpan. Meskipun efektif dalam mengurangi populasi burung jalak, zat ini memiliki resiko yang minim terhadap mamalia dan spesies burung tertentu. Selain itu, burung yang keracunan tidak menimbulkan ancaman bagi pemakan bangkai atau predator karena metabolisme dan ekskresi bahan kimia yang cepat.
Bagaimanapun pengendalian kimia kurang dianjurkan dilakukan karena berpotensi mempengaruhi spesies non target, namun penggunaannya dapat dilakukan dengan studi resiko yang tepat dan akurat oleh para ahli, dan tentu izin dari pemerintah setempat.
Demikian informasi tentang Jalak Eropa. Semoga bermanfaat, ya!
Apabila sedang mencari perusahaan pengendalian hama berlisensi, Ahli Hama dapat dipilih sebagai lembaga independen terpercaya.
Di sini menyediakan berbagai jenis layanan training mencakup:
Selain itu, adapun konsultan manajemen dan sertifikasi bebas hama untuk penilaian keberadaan hama.
Untuk informasi lebih lanjut silahkan menghubungi kami melalui +62 821-1825-0931.
Author : Ainur Subhan
REFERENSI
Linz, G. M., Homan, H. J., Gaulker, S. M., Penry, L. B., & Bleier, W. J. (2007). European starlings: a review of an invasive species with far-reaching impacts.
The Cornell Lab. (2024) European Starling. All About Birds. The Cornell Lab. https://www.allaboutbirds.org/guide/European_Starling/overview. Accessed April 5, 2024
Missy Dunaway (2022). Birds of Shakespeare: The common starling. Folger Shakespeare Library. Accessed online at 2024 from https://www.folger.edu/blogs/shakespeare-and-beyond/birds-of-shakespeare-the-common-starling/