Rayap adalah serangga sosial yang berperan penting dalam kehidupan manusia sebagai pengurai. Namun, mereka juga dapat merusak kayu dan material selulosa lainnya dalam konstruksi bangunan, menjadikannya sebagai hama yang menimbulkan masalah bagi manusia.
Saat ini, serangan rayap pada bangunan merupakan masalah yang sangat penting. Bangunan seperti gedung perkantoran, sekolah, dan rumah sering kali dirusak oleh rayap.
Salah satu hama bangunan yang paling penting adalah rayap tanah (subterranean termite). Sepuluh persen dari spesies rayap tanah ini dilaporkan memakan kayu (seperti Coptotermes sp.).
Meningkatnya jumlah bangunan membuat koloni rayap semakin bertambah jumlahnya. Hal ini menyebabkan nilai kerugian akibat serangan rayap terus meningkat dari tahun ke tahun. Oleh karena itu, penting untuk melakukan pencegahan dan pengendalian rayap ini di sekitar tempat beraktivitas.
Artikel ini akan membahas mengenai rayap yang mengganggu dan merugikan manusia. Yuk simak uraian di bawah ini.
Rayap adalah serangga yang berukuran kecil hingga sedang, hidup berkoloni, dan membagi aktivitas utamanya dalam kasta-kasta khusus. Koloni rayap terdiri dari tiga kasta dengan pembagian tugas yang jelas.
Pertama, kasta prajurit ditandai dengan kepala yang besar dan penebalan yang mencolok. Perannya dalam koloni adalah untuk melindungi dari gangguan eksternal. Kasta Prajurit memiliki mandibula yang sangat besar yang digunakan rayap sebagai senjata untuk membela diri.
Kedua, kasta pekerja yang memiliki tubuh berwarna pucat, sedikit kutikula, dan tampak mirip dengan nimfa. Kasta ini menyusun sekitar 80-90% dari total populasi dalam sebuah koloni. Tugas mereka meliputi mencari makanan, memberi makan ratu, serta membangun sarang. Selain itu, mereka juga bertanggung jawab untuk memindahkan makanan saat sarang dalam bahaya, serta melindungi dan merawat ratu rayap.
Ketiga, kasta reproduksi adalah ratu rayap, kasta dengan individu seksual yang terdiri dari betina yang bertugas bertelur dan jantan yang bertugas membuahi telur. Ratu rayap memiliki ukuran tubuh yang berbeda jauh dari yang lainnya, yakni melebihi 9 cm.
Di lingkungan alami, rayap memiliki peran sebagai pengurai yang bermanfaat bagi lingkungan. Ketika habitat alami rayap terganggu dan digantikan oleh bangunan perumahan, rayap kehilangan ruang hidup dan sumber makanan mereka. Akibatnya, rayap mulai menyerang bangunan perumahan sebagai alternatif, menyebabkan peningkatan infestasi di lingkungan tersebut.
Di Indonesia terdapat tiga famili rayap, yaitu Kalotermitidae, Rhinotermitidae, dan Termitidae. Kelompok rayap ini dikenal sebagai hama yang menyerang kayu dan merusak bangunan secara luas.
Kehadiran rayap sering kali dianggap remeh, padahal serangannya dapat berakibat fatal, baik dari segi konstruksi bangunan maupun keselamatan penghuninya. Hasil percobaan menunjukkan bahwa koloni rayap sebanyak 200.000 individu dapat mengonsumsi hingga 5,4 kg selulosa per tahun.
Rayap merusak banyak bangunan-bagunan besar, seperti jembatan, bendungan, pipa bahwa tanah, hingga rumah.
Rayap tidak hanya menyerang komponen bangunan rumah yang mengandung selulosa, seperti rangka, pintu, komponen atap, dan langit-langit, tetapi rayap juga dapat menyerang isi bangunan (perabotan, furnitur, kertas, kabel, dan dekorasi interior). Hal ini tentu saja menyebabkan kerugian ekonomi yang sangat tinggi.
Ketika bangunan mengalami kerusakan seperti retakan dan kebocoran, hal ini menciptakan akses bagi rayap dan jamur untuk memasuki dan merusak rumah. Dengan kata lain, kerusakan pada bangunan memperburuk risiko infestasi rayap dan pertumbuhan jamur.
Rayap juga merusak bangunan arkeologi dengan menyerang mudbrick dan mortar. Selain itu, rayap sering merusak buku dan koleksi museum. Di banyak museum, perpustakaan, dan arsip, serangan rayap telah menyebar hingga merusak tempat penyimpanan dan koleksi buku secara parah.
Serangan rayap pada bangunan di Indonesia telah menyebabkan kerugian ekonomi yang signifikan, dengan total kerugian mencapai 1,67 triliun rupiah. Masalah ini semakin parah karena intensitas dan cakupan serangan rayap terus meningkat dari tahun ke tahun.
Pengendalian rayap dilakukan melalui berbagai cara, termasuk perawatan sebelum dan metode setelah konstruksi. Metode setelah konstruksi lebih umum digunakan sebagai upaya pencegahan dan kontrol.
Berikut adalah beberapa cara mencegah dan mengendalikan rayap yang merusak struktur bangunan:
Penggunaan Penghalang Fisik: Memasang penghalang fisik seperti pasir atau bahan lain di sekitar fondasi bangunan dapat mencegah rayap masuk. Ini efektif karena rayap tidak bisa melewati bahan penghalang ini.
Perawatan Tanah dengan Termitisida: Penyemprotan termitisida di tanah sebelum konstruksi atau di sekitar bangunan dapat membunuh rayap yang mencoba masuk. Termitisida dapat berupa bahan kimia yang bersifat penghalang atau sistemik.
Pemeliharaan Kelembapan: Rayap sangat menyukai area yang lembap. Memastikan saluran air tidak bocor dan ventilasi yang baik dalam bangunan akan mengurangi kelembapan yang menarik rayap.
Penggunaan Kayu Tahan Rayap: Menggunakan jenis kayu yang tahan terhadap rayap atau kayu yang sudah diolah dengan bahan anti-rayap dapat mencegah kerusakan.
Inspeksi Rutin: Melakukan inspeksi rutin pada bangunan, terutama area yang rawan seperti fondasi dan kayu, dapat mendeteksi infestasi rayap lebih awal sehingga pengendalian dapat dilakukan sebelum kerusakan meluas.
Nah, demikian ulasan singkat terkait keberadaan rayap di rumah yang merugikan manusia. Semoga bermanfaat ya!
Author: Dherika
Govorushko, S. (2018). Economic and Ecological Importance of Termites: A Global Review. Entomological Science: 1-15. Doi: 10.1111/ens.12328.
iNaturalist. (2018). Genus Coptotermes. Retrieved from https://www.inaturalist.org/taxa/199405-Coptotermes (Accessed: August 21st, 2024).
Kusumawardhani, D.T., & Almulqu, A.A. (2024). A Review of Termite Contributions to Sustainable Green Building. Al-hayat: Journal of Biology and Applied Biology, 7(1): 57-70. Doi: 10.21580/ah.v7i1.20704.
Peterson, C., Wagner, T.L., Joseph, E.M., & Thomas, G.S. (2006). Subterranean Termites – The Prevention and Control in Buildings. USDA, Home and Garden Bulletin 64: 1-38.
Saputra, A., Sari, V., Febri, A., Syamsul, B., & Susanti, A. (2022). Termites Attack on Residential Houses at Sialangmuggu, Tuah Madani, Pekanbaru. Journal of Engineering Science and Technology Management, 2(1): 80-86.
Subekti, N., & Fadhila, A. (2023). Termite Identification Attacks on Buildings. Biosaintifika: Journal of Biology & Biology Education, 15(2): 255-261. Doi: http://dx.doi.org/10.15294/biosaintifika.v15i2.43236.
Solignum. (2018). Termites. Retrieved from https://www.solignum.com/termites (Accessed: August 23rd, 2024).