Tikus adalah hewan pengerat yang kerap dijumpai di berbagai lingkungan, seperti restoran, gudang hingga area pemukiman. Kehadirannya di kawasan kawasan tersebut dapat berdampak besar pada kualitas hidup manusia, khususnya dalam aspek kesehatan, kebersihan lingkungan, kerusakan bangunan, serta ekonomi.
Infestasi tikus dapat menjadi masalah yang cukup besar bagi pemilik rumah maupun pelaku usaha. Di antara berbagai metode pengendalian tikus, jebakan lem dan jebakan mekanis adalah dua opsi yang umum digunakan karena produknya banyak tersedia di pasar. Keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing dalam konteks pengendalian tikus
Cara Kerja Perangkap
Jebakan lem terdiri dari papan datar yang dilapisi dengan perekat lengket yang dirancang untuk menangkap tikus saat mereka melintasi permukaannya. Jebakan ini sering dilengkapi dengan bahan pemikat, seperti aroma makanan untuk menarik tikus, pengguna juga seringkali menambahkan makanan sisa seperti daging sisa atau tulang belulang untuk menjadi umpan. Setelah tikus menginjak jebakan, ia akan terperangkap dan tidak dapat melarikan diri. Hewan yang terperangkap tersebut akhirnya dapat mati karena kelelahan atau kelaparan, yang mungkin memakan waktu beberapa jam hingga hari.
Sedangkan untuk jebakan mekanik/jepret bekerja berdasarkan prinsip mekanis dengan menggunakan batang berpegas yang akan menjepret saat dipicu oleh berat tikus. Mekanisme ini dapat dirancang untuk menangkap tikus dalam keadaan hidup atau untuk membunuh tikus secara instan saat terperangkap, sehingga dianggap lebih manusiawi karena dapat mengakibatkan kematian seketika dibandingkan dengan jebakan lem. Jebakan jepret juga dapat diberi umpan dengan berbagai jenis makanan untuk meningkatkan efektivitasnya.
Photo by צור אייזקס on Pexels
Untuk memaksimalkan efektivitas jebakan lem, pastikan jebakan ditempatkan di sepanjang dinding yang sering dilalui tikus. Perhatikan tanda-tanda aktivitas tikus seperti kotoran atau bekas gigitan. Gunakan umpan yang menarik, seperti selai kacang, untuk meningkatkan daya tarik jebakan. Selain itu, pantau jebakan setiap hari untuk segera membuang tikus yang terperangkap dan mengganti jebakan yang tidak efektif.
Sementara itu, untuk jebakan jepret, gunakan makanan yang menggugah selera sebagai umpan, serupa dengan jebakan lem. Tempatkan jebakan di area yang sering dilalui tikus dan terdapat tanda-tanda aktivitasnya. Pastikan untuk memeriksa dan mengatur ulang jebakan secara rutin agar tetap berfungsi dengan baik.
Kekurangan Perangkap dan Alternatifnya
Jebakan tikus dapat secara tidak sengaja menangkap hewan non-target, seperti hewan peliharaan dan satwa liar seperti burung dan reptil, yang berisiko mengalami cedera atau bahkan kematian.
Selain itu, ada juga risiko cedera pada manusia jika secara tidak sengaja memicu mekanisme jepret pada jebakan mekanik. Oleh karena itu, kehati-hatian diperlukan saat menangani dan meletakkan jebakan ini.
Tikus berukuran besar mungkin dapat melarikan diri atau bahkan menghindari jebakan sepenuhnya. Tikus juga dapat belajar menghindari jebakan, sehingga efektivitas jebakan tersebut akan menurun secara signifikan seiring waktu.
Ketika tikus terperangkap, dapat menimbulkan kesan kotor atau menjijikkan apabila terdapat darah atau tubuh yang membusuk pada jebakan yang tidak diperiksa secara teratur, sehingga menghasilkan bau yang tidak sedap di dalam rumah.
Perangkap sebenarnya merupakan opsi sementara dan tidak menyelesaikan masalah utama dalam infestasi tikus sehingga pendekatan pengendalian hama terpadu perlu dilakukan.
Pendekatan Pengelolaan Hama Terpadu (Integrated Pest Management/IPM) perlu dilakukan untuk mengendalikan infestasi tikus secara komperhensif, pendekatan ini menggabungkan berbagai strategi pengendalian tikus dengan fokus pada pencegahan melalui modifikasi habitat (misalnya, menutup celah masuk), menjaga kebersihan (menghilangkan sumber makanan), pengendalian (penggunaan umpan beracun dan perangkap) serta pemantauan aktivitas tikus.
Melibatkan ahli atau operator pengendali hama juga dapat memberikan solusi yang lebih spesifik dan berkelanjutan sesuai tingkat keparahan infestasi dan kondisi lingkungan di rumah atau tempat usaha Anda.
Nah, demikian ulasan terkait lem tikus VS. perangkap jepret/mekanik dalam pengendalian tikus. Semoga bermanfaat ya!
REFERENSI:
Proof Pest Control. (2024). Pros & Cons of Mouse Glue Traps. Accessed Online at 22/12/2024 from: https://proofpest.com/mouse-glue-traps/
Animal Kind. (2022). Harms of using glue traps to control rodents and safer alternatives to use. Accessed Online at 22/12/2024 from: https://animalkind.ca/glue-traps/
Bugwise Pest Control. (2022). Do Glue Traps Work for Rats? Accessed Online at 22/12/2024 from: https://animalkind.ca/glue-traps/