Mengenal Hewan Kaki Seribu, Detritivor yang Berpotensi Menjadi Hama Bagi Manusia

Mengenal Hewan Kaki Seribu, Detritivor yang Berpotensi Menjadi Hama Bagi Manusia
29
Senin, 29 April 2024

Tahukah kamu? Hewan kaki seribu atau luwing, seringkali terlihat sebagai serangga yang sederhana, sebenarnya memiliki karakteristik menarik.

Dibalik struktur tubuhnya yang panjang dan jumlah kakinya yang banyak, kaki seribu menyimpan sejumlah keunikan yang layak dipelajari. Misalnya, kemampuannya dalam mengurai sisa-sisa organik di lingkungan dan peran pentingnya dalam siklus nutrisi alam.

Namun, di balik kebaikan tersebut, kaki seribu berpotensi menjadi hama bagi manusia loh!

Yuk, kita telusuri lebih dalam tentang peran binatang kaki seribu dalam ekosistem, siklus hidup, serta bagaimana interaksi mereka dengan manusia dan lingkungan sekitarnya.

Awas, Luwing Tidak Sama dengan Lipan!

 Awas, Luwing Tidak Sama dengan Lipan!

Selama ini, luwing (kelas: Diplopoda) seringkali disalahpahami sebagai lipan atau kelabang (kelas : Chilopoda), tetapi sebetulnya keduanya memiliki perbedaan yang cukup mencolok.

Morfologi keduanya berbeda, luwing berbentuk silinder dan memiliki segmen tubuh yang jelas, sementara lipan lebih pipih dan panjang. Jumlah kaki lipan juga lebih sedikit, biasanya sekitar seratus, sedangkan luwing memiliki sekitar 112-150 pasang kaki.

Eits, luwing memang dikenal dengan sebutan kaki seribu, tapi jumlah kakinya tidak sampai seribu ya. Itu hanya sebutan yang diberikan oleh orang lokal, karena secara visual, mereka tampaknya memiliki kaki yang sangat banyak.

Selain bentuk tubuh, perbedaan lainnya terletak pada kebiasaan makan keduanya. Kaki seribu termasuk jenis hewan detritivora, yang berarti mereka memakan tumbuhan mati, serasah, atau materi organik lainnya yang membusuk. Sementara itu, centipedes adalah karnivora, memakan serangga kecil atau hewan lain yang mereka tangkap.

Jadi sudah tahu ya, perbedaan luwing dan lipan. Nah, sekarang kita bahas lebih lanjut mengenai tempat tinggal dan siklus hidup luwing, yuk!

Habitat dan Siklus Hidup Luwing

Habitat dan Siklus Hidup Luwing

Luwing tersebar luas di seluruh dunia, terutama di daerah-daerah dengan iklim tropis dan subtropis. Namun, mereka juga dapat ditemukan di daerah-daerah beriklim sedang. Luwing ada di hampir semua benua, meskipun spesies yang ditemukan di setiap wilayah dapat bervariasi.

Luwing suka tinggal pada lingkungan yang lembap dan gelap, seperti serasah daun, kayu busuk, tanah yang basah, dan daerah berlumpur.

Masih ingat kan, kebiasaan makan luwing? Karena kebiasaan dan preferensi makannya yang lebih memilih materi organik, luwing memainkan peran penting dalam proses penguraian materi organik kompleks menjadi bentuk yang lebih sederhana sehingga lebih mudah diserap oleh tanaman dan mikroorganisme tanah.

Jadi keberadaan luwing ini sangat berguna dan bermanfaat loh bagi ekosistem kita. Keren, ya!

Kaki Seribu

Terus, bagaimana cara mereka memperbanyak diri? Jadi mereka ini melakukan reproduksi secara seksual, dimana penjantan akan membuahi telur di dalam tubuh betina. Proses pembuahan biasanya terjadi di dalam tanah atau tempat yang lembab.

Telur yang sudah dibuahi akan dikeluarkan dari tubuh betina. Telur tersebut awalnya berwarna putih dan berbentuk bulat, kemudian berubah menjadi cokelat kekuningan setelah sudah berada di lingkungan untuk beberapa waktu.

Ketika sudah siap, telur akan menetas menjadi nimfa dan dalam perkembangannya menuju dewasa, nimfa akan melakukan proses pergantian kulit yang disertai dengan penambahan segmen tubuh dan kaki pada setiap tahapnya. Proses tersebut disebut dengan anamorphis.

Beberapa spesies luwing biasanya melakukan proses molting di dalam ruang khusus, seperti ruang di dalam tanah. Beberapa di antara mereka bahkan memiliki kemapuan untuk membuat kokon atau sarang dari sutra yang terbentuk saat proses pergantian kulit.

Tahap dewasa akan  dicapai ketika luwing mencapai tahap pergantian kulit yang paling terakhir. Durasi yang dibutuhkan luwing untuk dapat berkembang menjadi luwing dewasa bisa bervariasi antara spesies dan kondisi lingkungan mereka.

Secara umum, luwing dewasa dapat hidup antara 1 hingga 10 tahun, bergantung pada faktor-faktor tersebut.

Sebetulnya, selain reproduksi seksual, luwing juga memiliki kemampuan untuk melakukan reproduksi secara aseksual, yaitu melalui parthenogenesis, dimana luwing betina menghasilkan keturunan tanpa dibuahi oleh luwing jantan.

Partenogenesis termasuk ke dalam strategi reproduksi yang umum pdilakukan ada beberapa spesies luwing dan memungkinkan mereka untuk berkembang biak bahkan dalam situasi yang  tidak menguntungkan.

Dengan kemampuan reproduksi seksual dan aseksualnya, luwing menunjukkan adaptasi yang luar biasa dalam mengatasi tantangan lingkungan dan meningkatkan kelangsungan hidup mereka.

Fenomena ini memberikan wawasan yang menarik tentang kompleksitas kehidupan serangga dan bagaimana mereka dapat berhasil beradaptasi dalam beragam kondisi lingkungan. Wah, menarik sekali ya teman-teman!


Luwing Ternyata Bisa Menjadi Hama Bagi Manusia

Luwing Ternyata Bisa Menjadi Hama Bagi Manusia

Meskipun luwing memiliki peran penting dalam melakukan penguraian materi organik di ekosistem, mereka akan menjadi masalah ketika bermigrasi masuk ke dalam tempat tinggal manusia.

Luwing cenderung ditemukan di garasi, ruang bawah tanah, atau area terendah di dalam rumah. Mereka biasanya aktif pada malam hari dan bersembunyi di siang hari di celah atau tempat lembap.

Meskipun tidak berbahaya atau merusak, penampilan luwing dapat menimbulkan rasa jijik atau takut bagi sebagian orang. Selain itu, infestasi luwing dalam jumlah besar dapat menyebabkan bau tidak sedap yang cukup menyengat.

Luwing biasanya bermigrasi ke dalam rumah atau bangunan lainnya saat kondisi lingkungan di habitat alaminya tidak menguntungkan, misalnya terlalu kering atau terlalu lembab. Mereka juga masuk ke dalam rumah untuk mencari sumber makanan, terutama jika ada kelembapan tinggi atau bahan organik yang mudah membusuk di dalamnya.


Bagaimana Cara Mengatasi Keberadaan Luwing di Dalam Rumah?

Bagaimana Cara Mengatasi Keberadaan Luwing di Dalam Rumah?

Di rumah kamu banyak luwing? Tenang, tenang. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan diawal untuk mengatasi dan menghindari infestasi luwing ke dalam rumah.

Pertama, bersihkan tumpukan bahan organik di atas tanah, seperti timpukan daun dan berbagai jenis tumbuhan mati lainnya di halaman rumah secara berkala. Tumpukan bahan organik tersebut harus dibersihkan karena bisa menjadi habitat yang menguntungkan bagi luwing.

Apabila perlu, disarankan juga untuk menyiram rumput di pagi hari agar rumput dapat mengering pada siang hari, membantu mengurangi kelembapan di sekitar rumah dan mengurangi kemungkinan masuknya luwing

Pencegahan lebih lanjut dapat dilakukan dengan Pestisida yang sesuai. Pestisida yang sering digunakan dan efektif untuk mengatasi luwing di dalam dan luar rumah  biasanya memiliki bahan aktif seperti fipronil atau piretroid. Dianjurkan untuk mengutamakan pestisida dengan formulasi debu dan cair untuk penggunaan lansung di lapangan.

Pengendalian luwing di lapangan menggunakan predator alaminya, seperti burung, mamalia kecil, lipan, dan laba-laba sudah banyak diteliti. Namun, penggunaannya masih belum seefektif penggunaan pestisida kimia.

Penting untuk melakukan pemeriksaan dan perbaikan rumah secara rutin seperti memeriksa keberadaan retakan atau lubang pada pondasi rumah. Lubang yang ada di bagian bawah pintu serta jendela juga bisa ditutup menggunakan penghalang seperti doors sweeps yang terbuat dari karet dan weatherstripping yang terbuat dari plastik.

Karena luwing menyukai lingkungan dengan kelembaban yang tinggi, penting untuk menjaga lingkungan rumah dari kelembaban yang berlebihan. Kelembaban udara di dalam rumah dapat dikurangi menggunakan dehumidifier atau  pengering udara.

Jadi, sudah tahu kan apa saja cara-cara yang bisa dilakukan untuk membantu mengatasi keberadaan luwing di dalam dan luar rumah?

Nah, Jika masalah infestasi luwing masih belum bisa diatasi sendiri, akan lebih baik apabila menghubungi perusahaan pengendalian hama berlisensi untuk membantu menyiapkan rencana pembasmian dan pencegahan yang lebih komprehensif ya.

Salah satunya adalah Ahli Hama sebagai lembaga independen yang bisa dipilih

Di sini menyediakan berbagai jenis layanan training mencakup:

  1. Basic Pest Management Training (BPT)
  2. Advanced Pest Management Training (APT)
  3. Pest Control Mentoring (PCM)
  4. In House Training

Selain itu, adapun konsultan manajemen hama dan sertifikasi bebas hama untuk penilaian keberadaan hama.

Jika tertarik, silahkan menghubungi kamu melalui +62 821-1625-0931.

Semoga ulasan di atas dapat bermanfaat ya.

REFERENSI

Alder, P & Waldvogel, M. (2019). Controlling Milipides In and Around Homes. https://content.ces.ncsu.edu/controlling-millipedes-in-and-around-homes. Diakses pada 23 April 2024.

Gray, E. W., & Sparks, B. (2009). Millipedes and centipedes.Diakses melalui https://ipm.ces.ncsu.edu/ pada 23 April 2024.

Mawcha, K. T., Hategekimana, A., Kajuga, J., Ndolo, D., & Yang, W. (2023). From Beneficial Arthropods to Soil-Dwelling Organisms: A Review on Millipedes.

 Author : Rahmidevi Alfiani

KONSULTASI DENGAN AHLI HAMA