Kutu bambu (Palmicultor lumpurensis) atau Bamboo mealybug termasuk dalam famili Pseudococcidae, hama invasif yang berasal dari Malaysia, telah menimbulkan kekhawatiran yang signifikan di kalangan pembudidaya bambu. Pertama kali dilaporkan di Florida pada tahun 2002, hama ini sejak itu menyebar ke bagian lain Amerika Serikat, termasuk Texas dan California.
Dengan lebih dari 30 spesies kutu putih yang diketahui menyerang bambu di seluruh dunia, Bamboo mealybug terkenal karena kerusakan yang ditimbulkannya pada tanaman inangnya.
Biologi dan Siklus Hidup
Bamboo mealybug adalah serangga kecil yang dikenali oleh tubuhnya yang berwarna abu-abu-merah muda dan keberadaannya sering terlihat ditutupi dengan lapisan lilin putih yang halus. Sekresi lilin ini berfungsi sebagai lapisan pelindung yang melindungi mereka dari bahaya lingkungan dan predator. Kehadiran gumpalan putih yang menyerupai kapas ini seringkali menjadi indikator adanya serangan kutu putih pada tanaman bambu.
Betina dewasa tidak memiliki kaki, dan baik dewasa maupun nimfa menyerupai kutu putih bunga kembang sepatu (Maconellicoccus hirsutus) dan kutu putih tebu (Saccharicoccus sacchari). Namun, Bamboo mealybug dapat dibedakan dari jumlah cerarii (struktur sekresi lapisan lilin) di tubuhnya: yaitu sebanyak 14-17 pasang sedangkan hanya terdapat 4-6 pasang pada kutu putih bunga kembang sepatu dan satu pasang pada kutu putih tebu​
Secara umum, serangga ini memiliki lima tahap pertumbuhan: telur, tiga instar nimfa, dan dewasa. Telur diletakkan dalam penutup lilin yang disebut ovisac atau bertahan dalam saluran reproduksi hingga menetas.
Betina dewasa berukuran lebih besar daripada serangga jantan, Betina dapat hidup selama beberapa bulan, sedangkan jantan dewasa biasanya lebih rentan dan hidup hanya beberapa hari.
Bamboo mealybug bersimbiosis mutualisme dengan semut. Kutu putih mengeluarkan cairan manis yang dikenal sebagai honeydew, yang menarik perhatian semut. Sebagai imbalan atas honeydew tersebut, semut melindungi kutu putih dari predator dan parasitoid.
Hubungan simbiosis ini dapat mempersulit upaya pengendalian, karena semut secara aktif melindungi kutu putih dari musuh alami dan intervensi manusia. Pengelolaan Bamboo mealybug yang efektif biasanya juga memerlukan penanganan populasi semut untuk memutus siklus mutualistik ini.
Dampak
Bamboo mealybug menimbulkan ancaman signifikan bagi tanaman bambu. Berbeda dengan spesies kutu pada bambu yang lain seperti Antonina pretiosa, yang hanya mempengaruhi estetika tanaman, P. lumpurensis menyebabkan kerusakan yang cukup besar. Infestasi-nya sering sulit dideteksi pada fase awal, namun akan terlihat seiring dengan pertumbuhan populasi.
Gejala infestasi pada bambu antara lain: adanya gumpalan putih seperti kapas, pertumbuhan bambu yang terhambat, hingga tunas bambu yang tidak tumbuh. Infestasi yang parah dapat menyebabkan kematian rumpun bambu, hal tersebut menjadi perhatian utama bagi tanaman bambu.
Pengendalian dan Manajemen
Menggabungkan metode pengendalian mekanis, biologi, dan kimia dalam pendekatan pengelolaan hama terpadu bisa menjadi strategi yang paling efektif.
Memotong bagian tanaman yang terinfeksi dapat membantu mengurangi populasi kutu putih. Tanaman bambu yang baru diperoleh harus diisolasi dan diperiksa dengan cermat untuk mencegah masuknya kutu putih ke dalam rumpun bambu yang sudah ada.
Predator seperti ladybug, lacewings, dan tawon parasitoid dapat membantu mengendalikan populasi kutu putih. Memperkenalkan musuh alami ini ke area yang terinfestasi dapat mengurangi populasi kutu putih tanpa perlu perlakuan kimia. Selain itu, mengelola populasi semut menggunakan bait dan barrier dapat meningkatkan efektivitas agen pengendali biologi dengan mengurangi perilaku protektif semut terhadap kutu putih
Insektisida sistemik seperti imidacloprid dan dinotefuran dapat efektif dalam mengendalikan Bamboo mealybug. Insektisida ini diserap oleh tanaman, memberikan perlindungan dari dalam dan menargetkan hama yang memakan getah tanaman. Namun, harus berhati-hati untuk menggunakan produk yang aman bagi lingkungan dan organisme non-target. Pemantauan teratur dan aplikasi yang tepat sasaran dapat membantu meminimalkan dampak pada serangga menguntungkan dan mengurangi risiko resistensi pestisida.
Demikian informasi terkait Kutu Bambu. Semoga bermanfaat, ya!
Apabila sedang mencari perusahaan pengendalian hama berlisensi, Ahli Hama dapat dipilih sebagai lembaga independen terpercaya.
Untuk informasi lebih lanjut silahkan menghubungi kami melalui +62 821-1825-0931.
Author : Ainur Subhan
REFERENSI:
Hodges, G. S., & Ben-Dov, Y. (2007). Palmiculator lumpurensis (Takahashi) (Hemiptera: Pseudococcidae) in Florida, USA. Florida Department of Agriculture and Consumer Services, Division of Plant Industry.
Franco, J. C., Zada, A., & Mendel, Z. (2009). Novel approaches for the management of mealybug pests. In I. Ishaaya & A. R. Horowitz (Eds.), Biorational Control of Arthropod Pests (pp. 233-278). Springer. https://doi.org/10.1007/978-90-481-2316-2_10