Leishmaniasis adalah salah satu penyakit zoonosis yang ditularkan kepada manusia melalui vektor. Penyakit ini umumnya ditemukan di negara-negara tropis, subtropis, dan Mediterania, dan telah menyebar ke sekitar 98 negara.
Untuk diketahui, leishmaniasis seringkali terjadi di daerah-daerah dengan akses kesehatan yang terbatas dan sanitasi yang kurang baik, serta sering kali terkait dengan kondisi malnutrisi.
Tahukah kamu? Penyakit ini seringkali tidak mendapatkan perhatian yang memadai (neglected tropical disease/NTD).
Bahkan jenis penyakit ini sering kali tidak dilaporkan dengan baik karena rendahnya tingkat kesadaran masyarakat, dan kurangnya bantuan penelitian untuk mencari solusi dari penyakit ini, meskipun dapat menyebabkan tingkat kematian yang signifikan.
Biasanya, penyakit ini banyak terjadi di negara-negara berkembang dengan populasi yang padat dan keterbatasan sumber daya manusia untuk mengendalikan, mencegah, dan mengobati penyakit ini.
Leishmaniasis juga dikenal dengan nama kala-azar, dan disebabkan oleh Leishmania spp., yaitu protozoa flagellata intraseluler obligat. Penyakit ini ditularkan melalui gigitan lalat pasir dari genus Phlebotomus yang terinfeksi.
Distribusi parasit Leishmania terbagi antara wilayah Dunia Lama (di belahan bumi Timur) dan Dunia Baru (di belahan bumi Barat).
Genus Phlebotomus dan Sergentomyia merupakan vektor di Dunia Lama, terutama di Benua Amerika, sementara genus Lutzomyia mendominasi di Dunia Baru, mencakup wilayah Afrika, Asia, dan Eropa. Serangga ini biasanya aktif di lingkungan yang lembab, terutama selama musim panas atau pada malam hari.
Mamalia seperti anjing, kucing, dan hewan liar berperan sebagai reservoir penyakit leshmaniasis.
Foto: Siklus hidup Leishmania spp. (Dos Santos, D. B., Lemos, J. A., Miranda, S. E., Di Filippo, L. D., Duarte, J. L., Ferreira, L. A., ... & Oliveira, A. E., 2022)
Siklus hidup Leishmania spp. melibatkan dua bentuk morfologis utama, yaitu:
· Amastigot: Bentuk ini ditemukan di dalam makrofag inang mamalia. Amastigot adalah parasit intraseluler yang bereproduksi dengan pembelahan biner di dalam fagolisosom makrofag.
· Promastigot: Bentuk ini ditemukan di usus vektor lalat pasir. Siklus hidup dimulai ketika lalat betina menggigit dan memasukkan promastigot ke dalam tubuh inang2. Promastigot kemudian difagositosis oleh makrofag inang dan berubah menjadi amastigot.
Siklus ini berlanjut dengan penggandaan amastigot di dalam makrofag, dan ketika lalat pasir menggigit inang yang terinfeksi, mereka mengambil amastigot yang kemudian berubah kembali menjadi promastigot di dalam lalat pasir, memulai siklus baru. Siklus hidup ini memungkinkan transmisi Leishmaniasis di antara berbagai inang.
Foto: Jenis infeksi Leishmania spp. (Dos Santos, D. B., Lemos, J. A., Miranda, S. E., Di Filippo, L. D., Duarte, J. L., Ferreira, L. A., ... & Oliveira, A. E., 2022)
Visceral Leishmaniasis, atau kala azar, yang disebabkan oleh Leishmania infantum, merupakan bentuk yang paling berbahaya dari penyakit ini.
Gejalanya meliputi pembesaran limpa (splenomegali) dan hati (hepatomegali), serta kulit dan selaput lendir yang terlihat pucat. Pasien biasanya mengalami demam, malaise, menggigil, penurunan berat badan, dan anoreksia.
Kondisi ini juga dapat menyebabkan pansitopenia, yang menekan produksi sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit. Jika tidak diobati, VL dapat berakibat fatal, dengan tingkat kematian mencapai 75%-95%. Penyakit ini termasuk sebagai penyakit kedua yang paling mematikan setelah malaria di negara-negara tropis. (1,2)
Di sisi lain, Cutaneous Leishmaniasis memiliki tingkat keparahan yang lebih rendah, sering kali menyerupai bisul dan dapat sembuh dengan sendirinya. Sedangkan Mucocutaneous Leishmaniasis menyebabkan lesi pada selaput lendir hidung, mulut, dan tenggorokan (1,2).
Foto: Lutzomyia longipalpis (Ray Wilson, Sekolah Kedokteran Tropis Liverpool - (2009) Gambar Edisi Patogen PLoS - Vol. 5(8) Agustus 2009. Patog PLoS 5(8): ev05.i08. doi:10.1371/image.ppat.v05.i08)
Lalat pasir atau agas (subfamili Phlebotominae), menjadi vektor utama dalam penyebaran penyakit ini. Yang menarik adalah, betina dari subfamily ini dapat menghisap darah untuk kebutuhan reproduksi dan merupakan vektor alami dari spesies protozoa Leishmania.
Setelah menghisap darah, betina meletakkan telur yang berkembang melalui beberapa tahap instar larva sebelum menjadi dewasa. Lalat ini dapat hidup optimal di lingkungan yang hangat dan lembab, seringkali di daerah tropis dan subtropis. dan berkembang biak di tanah yang kaya akan bahan organik seperti hutan.
Hewan ini merupakan hewan nokturnal dan paling aktif mencari makan di waktu senja hingga malam hari. Target inangnya juga luas, meliputi manusia, mamalia hingga burung.
Pengendalian lalat pasir Phlebotomine difokuskan pada serangga dewasa karena habitat perkembangannya sulit ditemukan. Penggunaan insektisida yang memiliki efek residual sangat disarankan. Piretroid merupakan golongan yang paling umum digunakan untuk mengontrol hama ini.
Penggunaan Jamur entomopatogen B. bassiana menjadi opsi selain penggunaan pestisida dan berhasil mengurangi populasi lalat pasir di area perkebunan kopi. Perangkap feromon juga menjadi opsi yang lebih ramah lingkungan dalam pengendalian vektor ini.
Demikian informasi mengenai Penyakit Leishmaniasis, dan Distribusinya oleh Lalat Pasir. Apabila sedang mencari perusahaan pengendalian hama berlisensi, Ahli Hama dapat dipilih sebagai lembaga independen terpercaya.
Di sini menyediakan berbagai jenis layanan training, mencakup:
Selain itu, adapun konsultan manajemen hama dan sertifikasi beba hama untuk penilaian keberadaan hama.
Untuk informasi lebih lanjut, silahkan menghubungi kami melalui +62 821-1625-0931.
Semoga uasan di atas dapat bermanfaat ya.
Penulis: Ainur Subhan
Carrasquilla, M. C., & Kaufman, P. E. (2015). A Sand Fly Lutzomyia longipalpis (Lutz and Neiva)(Insecta: Diptera: Psychodidae: Phlebotominae): EENY 625/IN1091, 6/2015. EDIS, 2015(5), 6-6.
Dos Santos, D. B., Lemos, J. A., Miranda, S. E., Di Filippo, L. D., Duarte, J. L., Ferreira, L. A., ... & Oliveira, A. E. (2022). Current applications of plant-based drug delivery Nano Systems for Leishmaniasis Treatment. Pharmaceutics, 14(11), 2339.
Ekawasti, F., & Martindah, E. Mewaspadai Keberadaan Leishmaniasis di Indonesia sebagai Penyakit Zoonosis oleh Protozoa.
Ready, P. D. (2013). Biology of phlebotomine sand flies as vectors of disease agents. Annual review of entomology, 58, 227-250.
Ray Wilson, Sekolah Kedokteran Tropis Liverpool - (2009) Gambar Edisi Patogen PLoS - Vol. 5(8) Agustus 2009. Patog PLoS 5(8): ev05.i08
WHO, (2023). Leishmaniasis, accessed online at 28/04/2024 from https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/leishmaniasis