Nezara viridula, dikenal sebagai kepik hijau adalah salah satu hama penting yang menyerang tanaman pertanian. Serangga ini memiliki tubuh hijau cerah dengan ukuran kecil dan sering ditemukan di wilayah tropis dan subtropis. Sebagai hama polifag, kepik hijau menyerang berbagai jenis tanaman, seperti kacang-kacangan, tomat, cabai, dan padi, yang menyebabkan kerusakan pada hasil panen.
Serangan Nezara viridula menjadi masalah serius bagi petani karena tidak hanya menurunkan kuantitas panen tetapi juga kualitas hasil produk pertanian. Kepik ini memiliki kemampuan berkembang biak yang cepat, terutama di lingkungan yang hangat dan lembap. Oleh karena itu, pengelolaan hama ini memerlukan strategi yang efektif untuk mencegah dampak ekonomi yang besar.
Morfologi dan Habitat Kepik Hijau
Nezara viridula memiliki tubuh berbentuk oval dengan panjang sekitar 12-15 mm dan berwarna hijau terang. Ciri khas lain adalah adanya tiga titik putih kecil pada bagian punggungnya. Serangga dewasa memiliki sayap yang menutupi seluruh abdomen dan memungkinkannya berpindah dari satu tanaman ke tanaman lain dengan cepat, sementara nimfa memiliki warna tubuh yang bervariasi tergantung pada tahap pertumbuhannya.
Habitat utama kepik hijau meliputi area pertanian yang ditanami tanaman hortikultura dan pangan. Kepik ini sering ditemukan di bagian daun, batang, atau buah tanaman inangnya, terutama di wilayah dengan iklim tropis dan subtropis. Lingkungan dengan kelembapan tinggi dan suhu hangat menjadi tempat ideal bagi perkembangannya, sehingga populasi hama ini cenderung meningkat selama musim hujan.
Daur Hidup Kepik Hijau
Daur hidup Nezara viridula terdiri dari tiga tahap utama: telur, nimfa, dan dewasa. Serangga betina biasanya meletakkan telur dalam kelompok di bagian bawah daun tanaman inang. Kepik hijau mampu menghasilkan 260 telur selama masa hidupnya. Telur memiliki warna yang lembut, mulai dari putih hingga kuning muda, dengan bentuk menyerupai laras. Bagian atasnya datar dan dilengkapi dengan penutup berbentuk cakram yang khas. Telur akan menetas dalam waktu 5-7 hari, menghasilkan nimfa yang tidak memiliki sayap.
Nimfa melalui lima instar sebelum menjadi dewasa dalam waktu sekitar 4-6 minggu. Setiap instar memiliki penampakan yang khas dan berbeda. Selama tahap ini, nimfa mulai memakan getah tanaman dengan menusuk jaringan tanaman menggunakan mulut tipe penusuk-penghisap. Setelah menjadi dewasa, kepik hijau siap berkembang biak.
Faktor lingkungan seperti suhu, kelembapan, dan ketersediaan makanan sangat memengaruhi panjang siklus hidup kepik hijau. Dalam kondisi optimal, populasi hama ini dapat meningkat secara eksponensial dalam waktu singkat.
Serangan Kepik Hijau
Beberapa pengujian di lapangan menunjukkan bahwa kehilangan hasil oleh satu ekor N. viridula dewasa per dua tanaman menimbulkan kerusakan polong sebesar 49% dari luasan 798 ha dengan intensitas serangan sebesar 17,82%. Hama ini dapat menurunkan hasil produksi cukup besar pada komoditas kedelai mencapai 30%-80%.
Kepik hijau dapat memakan semua bagian tanaman, tetapi tunas yang sedang tumbuh dan buah yang sedang berkembang lebih disukai. Serangan ini menyebabkan kerusakan fisik, seperti bercak cokelat, deformasi buah, dan layunya daun. Tanaman yang terserang berat sering kali mengalami penurunan produktivitas, bahkan kematian jika populasi hama sangat tinggi.
Selain kerusakan langsung, serangan kepik hijau juga dapat membuka pintu bagi infeksi patogen sekunder, seperti jamur dan bakteri. Akibatnya, kualitas produk pertanian, seperti buah atau biji, menjadi menurun secara signifikan. Dampak ekonominya sangat terasa, terutama pada tanaman hortikultura bernilai tinggi, seperti tomat, cabai, dan kacang panjang.
Kepik hijau juga dikenal sebagai hama migran yang dapat menyerang tanaman lain di sekitar lahan pertanian. Hal ini membuat pengelolaan hama menjadi lebih kompleks dan memerlukan pendekatan terpadu untuk meminimalkan kerugian.
Pengendalian Kepik Hijau
Pengendalian Nezara viridula dapat dilakukan melalui pendekatan kultur teknis, biologis, dan kimiawi. Teknik budidaya perlu diperhatikan demi mencegah datangnya kepik hijau. Sistem pertanian dengan metode tumpang sari sangat direkomendasikan, tanaman pendamping dianjurkan tidak berkerabat dengan tanaman utama.
Pendekatan biologis melibatkan pemanfaatan musuh alami kepik hijau, seperti parasitoid telur misalnya Trissolcus basalis. Sedangkan penggunaan insektisida kimia menjadi pilihan terakhir jika populasi kepik hijau sudah sangat tinggi. Bahan aktif seperti deltamethrin, imidakloprid, dan lambda-cyhalothrin diketahui efektif untuk membasmi hama ini. Namun, aplikasi insektisida harus dilakukan dengan bijak untuk mencegah resistensi hama dan dampak negatif terhadap lingkungan.
Kesimpulan
Nezara viridula atau kepik hijau adalah salah satu hama penting yang menyerang berbagai tanaman pertanian. Kemampuannya menyerang berbagai tanaman, hama ini dapat menyebabkan kerugian besar bagi petani jika tidak dikendalikan dengan baik. Pemahaman tentang morfologi, habitat, dan siklus hidup kepik hijau sangat penting dalam merancang strategi pengendalian yang efektif.
Author: M. Fachry Nur Aiman
Referensi
Esquivel, J. F., Musolin, D. L., Jones, W. A., Rabitsch, W., Greene, J. K., Toews, M. D., & McPherson, R. M. (2018). Nezara viridula (L.). In Invasive stink bugs and related species (Pentatomoidea) America. CRC Press.
Knight, K. M., & Gurr, G. M. (2007). Review of Nezara viridula (L.) Management Strategies and Potential for IPM in Field Crops with Emphasis on Australia. Crop Protection, 26(1), 1-10.
Manurung, D. S., Lahmuddin., & Marheni. (2016). Potensi Serangan Hama Kepik Hijau (Nezara viridula L.)(Hemiptera: Pentatomidae) dan Hama Kepik Coklat (Riptortus linearis L.)(Hemiptera: Alydidae) pada Tanaman Kedelai di Rumah Kassa. Jurnal Agroekoteknologi, 4(3): 2003 – 2007.
McPherson, J. E., McPherson, R. (2000). Stink Bugs of Economic Importance in America North of Mexico. America: CRC Press.