Apocephalus borealis: Lalat Parasitoid bagi Serangga Bermanfaat

Apocephalus borealis: Lalat Parasitoid bagi Serangga Bermanfaat
18
Kamis, 18 Juli 2024

Spesies lalat dalam genus Apocephalus adalah anggota dari keluarga Phoridae yang memiliki sekitar 4.000 spesies. Beberapa spesiesnya adalah herbivora, fungivora, scavenger, dan parasitoid.

Sejumlah lalat dalam genus Apocephalus terkenal sebagai “lalat pemenggal kepala”. Beberapa spesiesnya tercatat menjadi parasit bagi semut, seperti semut api merah (Solenopsis invicta).

Apocephalus borealis Brues, sering disebut juga dengan lalat zombi atau lalat phorid, adalah salah satu spesies yang menjadi parasit dan parasitoid serangga selain semut. Mereka adalah parasitoid dari lebah dan tawon, serta mampu menjadi parasit pada banyak artropoda lainnya.

Di Belgia, analisis molekuler pada lebah madu telah dilakukan dan dilaporkan bahwa lebah positif mengandung Apocephalus borealis. Penemuan ini telah membangkitkan minat komunitas ilmiah dan media di seluruh dunia terhadap dampak parasitoid dari lalat Apocephalus borealis yang dalam kaitannya dengan kesehatan lebah madu sebagai serangga bermanfaat.

Artikel ini akan membahas mengenai Apocephalus borealis, lengkap dengan penjelasan mengenai sifat parasitoidnya, dampak yang ditimbulkan dan cara mengendalikan Apocephalus borealis. Yuk simak uraian di bawah ini.

Mengenal Lebih Dekat dengan Apocephalus borealis.

Apocephalus borealis adalah lalat yang sangat kecil dan mereka dapat ditemukan di bagian Barat dan Timur Amerika Serikat, serta teramati juga keberadaannya di Kanada.

Seperti semua lalat, Apocephalus borealis bersifat holometabola untuk menyelesaikan siklus hidupnya. Mereka adalah parasitoid yang menghabiskan sebagian besar hidupnya di dalam inang.

Lalat dewasa betina diketahui menyuntikkan telurnya ke dalam bagian tubuh inang. Selanjutnya, telur akan menetas menjadi larva di dalam tubuh inang.

Larva instar akhir memiliki panjang sekitar 3,3 mm hingga 3,5 mm. Tubuhnya halus dan berwarna kuning pucat.

Larva akan keluar dari tubuh inang, lalu menjadi pupa. Pupa tersebut rata-rata memiliki panjang kurang dari 2 mm dan berwarna coklat atau kuning, yang kemudian akan muncul menjadi individu dewasa sebagai lalat.

Lalat Apocephalus borealis dewasa menyerupai lalat buah kecil dengan ukuran panjang hanya 2-3 mm. Tubuhnya berwarna kuning pucat secara keseluruhan dengan bercak oranye di tengah perut. Kaki berwarna coklat muda dan ovipositor betina berwarna hitam kecoklatan dengan ujung pucat.

Apocephalus borealis sebagai Parasitoid Lebah dan Tawon

Lalat Apocephalus borealis telah terbukti bersifat parasitoid terhadap lebah dan tawon di Amerika Utara. Bombus vosnesenskii dan Bombus melanopygus adalah contoh spesies yang telah dilaporkan terkena dampak dari lalat ini.

Ketika lalat betina sudah kawin dan siap bertelur, maka mereka akan segera mencari inang (lebah atau tawon). Setelah mendarat di inang, betina memasukkan ovipositornya ke dalam perut inang selama 2-4 detik dan bertelur.

Telur menetas dan larva mencari makan dan berkembang di dalam inangnya. Pada tahap larva ini lah mereka adalah parasitoid karena mengganggu dengan memakan otot di bagian toraks dan menyebabkan kematian bagi inangnya.

Kira-kira tujuh hari setelah oviposisi, larva dewasa muncul dari perlekatan antara kepala dan dada dari inangnya. Jumlah larva yang muncul bisa sangat bervariasi, antara 1-13 larva dapat muncul dari satu inang.

Larva yang muncul kemudian menjadi pupa di luar inangnya yang telah mati. Pupa biasanya berlangsung sekitar 28 hari, setelah itu lalat dewasa muncul.

Infeksi lalat parasitoid Apocephalus borealis ini mampu mempengaruhi sistem saraf pusat dari inang, termasuk mengubah ritme sirkadiannya. Hal ini mampu memanipulasi perilaku dari inangnya, yaitu lebah atau tawon.

Terganggunya ritme sirkadian menyebabkan lebah atau tawon akan meninggalkan sarang di malam hari dan biasanya tertarik pada cahaya di dekatnya. Setelah itu, mereka akan menunjukkan perilaku disorientasi seperti zombi, yaitu ketidakmampuan terbang dengan baik, kehilangan arah, gerakan yang tidak terkoordinasi, dan setelah beberapa jam mereka akan mati.

Dampak Gangguan yang Disebabkan oleh Apocephalus borealis dan Cara Pencegahannya.

Dampak gangguan yang disebabkan oleh lalat parasitoid Apocephalus borealis terhadap inangnya, terkhususnya lebah madu sebagai serangga bermanfaat, adalah penurunan jumlah lebah madu di dalam sarang. Penurunan tersebut dapat digunakan sebagai peringatan bahwa adanya gangguan lalat zombi pada koloni lebah madu.

Adanya pupa lalat, baik berisi calon lalat dewasa atau selubung pupa yang kosong di antara lebah mati di dasar sarang, juga menjadi tanda yang jelas adanya gangguan dari lalat. Selubung kosong ini mengindikasikan telah munculnya lalat dewasa di dalam sarang dan berpotensi untuk berkembang biak hingga menginfeksi ratu lebah pada akhirnya.

Lalat parasitoid Apocephalus borealis dilaporkan dapat menimbulkan kerugian ekonomi pada industri lebah madu daerah. Diperkirakan di San Francisco bahwa 77% lokasinya (24 dari 31 lokasi) teramati sarang lebah madu berisi pekerja yang telah terinfeksi parasitoid ini.

Gangguan dari lalat zombi di industri lebah madu berpotensi menyebabkan penurunan produksi madu sebagai sumber pangan atau obat herbal dan selanjutnya berdampak pada ekonomi masyarakat.

Langkah awal menuju strategi pengelolaan lalat Apocephalus borealis yang efektif adalah dengan pemantauan. Di San Francisco, telah dikembangkan situs web dengan nama “ZomBee Watch” yang membantu dalam proses pemantauan.

Tujuan ZomBee Watch adalah mengidentifikasi lalat zombi yang menginfeksi lebah madu di seluruh negeri. Proyek berskala nasional ini menggunakan sukarelawan dari masyarakat untuk mencari, memantau, dan melaporkan keberadaan Apocephalus borealis di populasi lebah madu lokal mereka. Dengan ini, wilayah dengan populasi Apocephalus borealis yang besar, perluasan distribusi Apocephalus borealis, atau perluasan inang dapat dideteksi dan didokumentasikan.

Selain ZomBee Watch, cara sederhana yang dapat dilakukan adalah memasang perangkap cahaya di dekat sarang lebah madu untuk mendeteksi lebah yang terinfeksi lalat.

Nah, demikian ulasan singkat terkait Lalat Parasitoid bagi Serangga Bermanfaat.

Untuk informasi lebih lanjut silahkan menghubungi kami melalui +62 821-1825-0931.

Author: Dherika

REFERENSI

BugGuide. (2019). Yellow phorid - Apocephalus borealis. Retrieved from https://bugguide.net/node/view/1733455 (Accessed: July 12th, 2024).

Casuso, N.A., Mortensen, A.N., & James, D.E. (2017). Apocephalus borealis Brues (Insecta: Diptera: Phoridae). Retrieved from https://entnemdept.ufl.edu/creatures/misc/bees/apocephalus_borealis.htm (Accessed: July 10th, 2024).

Cohen, H., Quistberg, R.D., & Stacy, M.P. (2017). Vegetation Management and Host Density Influence Bee-Parasite Interactions in Urban Gardens. Environmental Entomology, 46(6): 1313-1321. Doi: 10.1093/ee/nvx155.

Core, A., Runckel, C., Jonathan, I., Christopher, Q., Travis, S., Seraphina, D., Brian, B., Joseph, D., Christopher, D.S., & John, H. (2012). A New Threat to Honey Bees, the Parasitic Phorid Fly Apocephalus borealis. PloS ONE, 7(1): 1-10. Doi:10.1371/journal.pone.0029639.

iNaturalist. (2024). Zombie Fly (Apocephalus borealis). Retrieved from https://www.inaturalist.org/taxa/417247-Apocephalus-borealis (Accessed: July 12th, 2024).

Moracho, T.G., Heeb, P., & Mathieu, L. (2017). Effects of Parasites and Pathogens on Bee Cognition. Ecological Entomology, 42(1): 51-64. Doi: 10.1111/een.12434.

SLI. (2014). Community Image Library: Life Cycle of a Phorid Fly. Retrieved from http://science-infographics.org/community-image-library-life-cycle-of-a-phorid-fly/ (Accessed: July 12th, 2024).

KONSULTASI DENGAN AHLI HAMA