Hama Pemukiman: Berbagai Jenis Lalat

Hama Pemukiman: Berbagai Jenis Lalat
04
Selasa, 4 Juni 2024

Indonesia adalah negara kepulauan dengan sekitar 17.500 pulau yang tersebar di sabuk tropis antara Samudra Pasifik dan Hindia, serta benua Asia dan Australia.

Indonesia merupakan negara megadiversitas dengan keanekaragaman hayati serangga yang kaya dan beragam salah satunya adalah spesies lalat.

Tersebar di rumah-rumah dan tempat usaha di seluruh Indonesia, lalat merupakan pemandangan yang biasa dilihat masyarakat Indonesia.

Beberapa spesies lebih umum daripada yang lain, dan spesies-spesies ini tertarik pada lingkungan tertentu tergantung pada siklus hidup dan kebiasaan alaminya.

Semua spesies lalat ini berkembang biak dengan cepat, dan karena perannya sebagai vector pathogen, lalat dapat menginfeksi penduduk setempat dengan berbagai penyakit.

Langkah pertama untuk mengendalikan hama penyebab penyakit ini adalah mengidentifikasi spesies lalat yang umum menyebabkan masalah.

Pada artikel ini, kita akan mengulas mengenai berbagai jenis lalat yang umum ditemui sebagai hama pemukiman di Indonesia.

Lalat Rumah

Warna tubuh lalat rumah dewasa biasanya abu abu hingga hitam.

Lalat ini menggunakan sisa makanan atau kotoran hewan peliharaan yang dekat dengan manusia untuk menyimpan telurnya.

Spesies ini hidup di tong sampah, selokan, dan bangkai.

Ketika spesies lalat rumah ini mencemari permukaan dapur, jenis ini mampu menyebarkan bakteri Salmonella.

Lalat botol

Lalat ini hidup di dalam bangkai atau daging yang membusuk.

Keberadaan lalat ini di dalam suatu ruangan biasanya menjadi indikator adanya hewan mati di loteng atau dinding.

Lalat botol ini tergolong sebagai lalat yang berukuran sedang, berwarna abu-abu metalik, biru, atau hitam.

Lalat hitam dan lalat botol biru adalah dua spesies yang lebih sering ditemukan di Indonesia.

Lalat Pasir

Lalat pasir dewasa berukuran kecil, panjangnya sekitar 3 mm, berwarna keemasan, kecoklatan, atau abu-abu.

Mereka memiliki mulut yang panjang dan tajam yang dirancang untuk menghisap darah dari inang yang mereka pilih.

Lalat pasir jantan tidak memakan darah, sedangkan lalat pasir betina memakan darah untuk bisa bertelur.

Baik lalat jantan maupun betina, spesies ini tetap bisa bertahan hidup dengan mengonsumsi gula dari nektar tanaman atau buah melon.

Inang lalat pasir sangat bervariasi, dari mamalia hingga reptil.

Lalat Limbah

Lalat limbah memiliki warna tubuh abu-abu gelap dan berbentuk seperti ngengat dan kadang-kadang salah diidentifikasi sebagai versi kecil dari spesies lalat rumah.

Lalat spesies ini hidup dan bertelur di saluran pembuangan yang ditinggalkan.

Lalat ini paling senang bertelur di kotoran organik yang terakumulasi di dalam pipa.

Lalat limbah cukup sulit diberantas karena lokasi sarangnya yang sulit dijangkau.

Lalat Buah

Hama ini berwarna putih kekuningan atau cokelat dan bermata merah.

Lalat ini menyukai makanan manis.

Mereka tumbuh di dalam saluran pembuangan atau hampir semua tempat lembab yang ada di dalam tong sampah kotor.

Lalat buah merupakan hama dapur yang tertarik dan senang mengonsumsi cuka, soda, atau jus buah yang terlalu matang. Serangga ini merayap ke dalam cairan atau sirup lengket kemudia mencemarinya.

Lalat Daging

Lalat daging berbentuk menyerupai lalat rumah tetapi jauh lebih besar.

Lalat daging, yang jarang ditemui di sekitar rumah, tersebar luas di Kawasan industri seperti pabrik pengolahan dan pengemasan daging.

Hama ini juga kadang-kadang menjadi serangga pertama yang berkerumun si atas bangkai hewan mati.

Selain itu, penyelidik forensik juga sering melihat pertumbuhan larva lalat daging di bangkai atau mayat untuk membantu menentukan waktu kematian.

Lalat Kuda

Lalat kuda memiliki panjang mulai dari setengah hingga seperempat inci.

Lalat ini berwarna hitam atau abu-abu.

Lalat kuda betina merupakan pemakan darah yang agresif, akan tetapi tidak dengan lalat kuda jantan, mereka memakan serbuk sari dan nektar tanaman.

Lalat kuda memiliki inang yang sangat beragam, yang meliputi hewan dengan berbagai ukuran seperti sapi, hewan peliharaan, dan burung.

Lalat kuda dewasa dapat menularkan berbagai patogen dan parasit nematoda ke hewan.

Equine Infectious Anemia (EIA), sering dikenal sebagai demam rawa, adalah sejenis anemia yang terjadi pada kuda.

Pengendalian

Beberapa cara pengendalian berbagai lalat tersebut dapat dilakukan dengan cara:  

  • Mengurangi atau menghilangkan tempat perindukan lalat, seperti: kandang ternak, kandang burung, timbunan pupuk kandang, pembuangan kotoran manusia, sampah basah dan organik, tanah yang mengandung bahan organic
  • Mengurangi sumber yang menarik lalat, salah satunya dengan cara menutup tempat sampah
  • Mencegah kontak antara lalat dengan kotoran yang mengandung kuman penyakit
  • Melindungi makanan, peralatan makan dan orang yang kontak dengan lalat
  • Menggunakan perangkap lalat dan atau menggunakan pestisida yang berbahan aktif seperti alfa sipermetrin, betasiflutrin, profenofos, dan deltametrin.

Nah, demikian ulasan singkat terkait berbagai jenis lalat pemukiman beserta cara pengendaliannya.

Apabila sedang mencari perusahaan pengendalian hama berlisensi, Ahli Hama dapat dipilih sebagai lembaga independen terpercaya.

 Di sini menyediakan berbagai jenis layanan training mencakup:

  1. Basic Pest Management Training (BPT)
  2. Advanced Pest Management Training (APT)
  3. Pest Control Mentoring (PCM)
  4. In House Training

Selain itu, adapun konsultan manajemen dan sertifikasi bebas hama untuk penilaian keberadaan hama.

Untuk informasi lebih lanjut silahkan menghubungi kami melalui +62 821-1825-0931.

Author : Saila Rachna

REFERENSI

Hadi UK, Takaoka H. 2018. The biodiversity of black flies (Diptera: Simuliidae) in Indonesia. Acta Trop. 185:133-137. doi: 10.1016/j.actatropica.2018.02.013. Epub 2018 Feb 13. PMID: 29452114.

Sanchez-Arroyo, H. and Capiner, J.L. 2017. House fly, Musca domestica Linnaeus (Insecta: Diptera: Muscidae). UF IFAS Extension University of Florida EENY-048:1-8.

Sribanditmongkol P, Monum T, Wannasan A, Tomberlin JK, Sukontason K, Sukontason KL. 2014. Blow fly maggots (Diptera: Calliphoridae) from a human corpse in a vehicle. Southeast Asian J Trop Med Public Health 45(5):1011-4. PMID: 25417501.

Fitrine Ekawasti dan E Martindah. 2020. Mewaspadai Keberadaan Leishmaniasis di Indonesia sebagai Penyakit Zoonosis oleh Protozoa. WARTAZOA 30 (2):79-87.

KONSULTASI DENGAN AHLI HAMA