Semut Berkaki Putih

Semut Berkaki Putih
02
Selasa, 2 Juli 2024

Technomyrmex albipes, yang biasa dikenal sebagai semut kaki putih, adalah spesies yang terkenal dalam keluarga Formicidae. Semut ini mudah dikenali dengan bagian kaki putih atau kekuningan yang kontras dengan tubuhnya yang lebih gelap.

Spesies ini dilaporkan pertama kali berasal dari pulau Sulawesi, Indonesia, T. albipes kini telah menyebar luas dan ditemukan di berbagai wilayah di seluruh dunia, terutama di iklim yang lebih hangat. Semut ini berkembang di berbagai habitat termasuk hutan hujan, hutan kering, area perkotaan, taman, dan rumah kaca​

T. albipes dicirikan oleh warnanya yang unik. Semut ini memiliki tubuh hitam kecokelatan dan sesuai namanya mereka memiliki kaki-kaki berwarna putih kekuningan. Pekerja biasanya berukuran 2,5 hingga 3 mm, ukuran Ratu semut lebih besar, sekitar 4 hingga 5 mm, dengan warna yang sama. Jantan umumnya lebih kecil dari ratu tetapi sedikit lebih besar dari pekerja, dengan antena dan memiliki sayap yang lebih panjang

Biologi dan Siklus Hidup

Siklus hidup T. albipes, seperti spesies semut lainnya, mencakup tahap telur, larva, pupa, dan dewasa. Biasanya, koloni terdiri dari ratu, jantan, dan pekerja. Semut pekerja adalah betina steril yang bertanggung jawab untuk mencari makan, membangun sarang, dan merawat larva. Mereka berukuran 2,5 hingga 3 mm, dengan tubuh gelap dan kaki putih. Pekerja dikenal karena perilaku kooperatif mereka dan dapat membentuk jalur dan mencari makan.

Ratu adalah betina reproduktif dalam koloni. Mereka lebih besar, berukuran 4 hingga 5 mm, dan memiliki peran utama untuk bertelur. Koloni dapat mengandung beberapa ratu, yang meningkatkan kapasitas reproduktif koloni.

Jantan adalah individu reproduktif, sedikit lebih besar dari pekerja tetapi lebih kecil dari ratu, dengan antena dan sayap yang lebih panjang. Peran utama mereka adalah kawin dengan ratu. Setelah kawin, jantan biasanya mati segera setelahnya​

Dampak

T. albipes sangat adaptif dan dapat bersarang dan mampu mencari makan baik di tanah maupun di pepohonan. Mereka menempati berbagai habitat mulai dari hutan alami hingga lingkungan perkotaan. Spesies ini sering ditemukan di serasah daun, di bawah batu, di kayu yang membusuk, dan dalam kelopak tanaman. Di daerah perkotaan, T. albipes sering dijumpai di rumah-rumah dan dapat menjadi gangguan signifikan dengan menginfestasi peralatan listrik dan menyebabkan kerusakan pada sakelar

Kehadiran T. albipes juga dapat memiliki beberapa dampak negatif dalam pertanian. Semut ini memiliki hubungan mutualistik dengan serangga penghasil honeydew seperti kutu daun, kutu putih, dan kutu sisik, yang berbahaya bagi tanaman. Misalnya, di Sri Lanka, kutu putih merah muda yang bersimbiosis dengan T. albipes menjadi penyebab penyakit layu pada nanas dan menyebabkan penurunan kuantitas dan kualitas panen​. Di Afrika Selatan, spesies semut ini membantu kutu sisik merah, hama utama tanaman jeruk​. Selain itu, T. albipes telah terlibat dalam penyebaran jamur yang menyebabkan pembusukan pada tanaman coklat

Pengendalian dan Manajemen

Metode pengendalian fisik untuk T. albipes termasuk penggunaan penghalang untuk mencegah semut mengakses tanaman atau bangunan. Inspeksi rutin dan pembersihan tempat potensial untuk bersarang seperti serasah daun, puing-puing kayu, dan batu dapat membantu mengurangi populasi mereka. Selain itu, penggunaan perangkap pitfall dapat efektif dalam memantau dan mengendalikan populasi semut

Pengendalian kimia melibatkan penggunaan insektisida. Penggunaan umpan adalah metode umum di mana umpan beracun menarik semut yang mencari makan, yang kemudian membawa racun kembali ke koloni. Metode ini efektif tetapi membutuhkan penempatan yang hati-hati agar tidak berdampak buruk pada spesies non-target

Penggunaan umpan cair yang mengandung thiamethoxam (10 ppm) menunjukkan hasil yang menjanjikan. Umpan ini disukai oleh T. albipes dan mencapai 62% mortalitas pada 8 hari dan 100% mortalitas pada 35 hari. Sangat penting untuk memastikan bahwa umpan selalu tersedia sampai populasi target terkendali, karena umpan cair cenderung cepat mengering. Meskipun racun umpan mungkin tidak ditransfer secara oral antar pekerja, mereka masih dapat membunuh cukup banyak pekerja sehingga larva akan mati kelaparan​

Menerapkan insektisida residual dan sistemik pada vegetasi dapat membantu menghilangkan serangga penghasil honeydew, yang merupakan sumber makanan utama bagi T. albipes. Metode ini mengurangi daya tarik semut ke area tersebut.

Metode pengendalian biologis dilakukan dengan memanfaatkan predator alami atau parasit dari T. albipes. Lalat syrphid, Bardistopus papuanum, dan trematoda parasit, Eurytrema pancreaticum, telah diidentifikasi sebagai musuh alami T. albipes. Agen biologis ini dapat membantu mengelola populasi semut dengan mengurangi jumlah mereka sebagai predator atau parasit​

Pengelolaan yang efektif membutuhkan kombinasi metode pengendalian fisik, kimia, dan biologis untuk mengurangi dampak buruknya. Dengan memahami siklus hidup dan perilakunya, dapat dikembangkan strategi yang efektif untuk mengendalikan spesies invasif ini.

Demikian informasi terkait semut berkaki putih dan cara pengendaliannya. Semoga bermanfaat, ya!

Apabila sedang mencari perusahaan pengendalian hama berlisensi, Ahli Hama dapat dipilih sebagai lembaga independen terpercaya.

Untuk informasi lebih lanjut silahkan menghubungi kami melalui +62 821-1825-0931

Author : Ainun Subhan

REFERENSI

CABI International (2022), Technomyrmex albipes (white-footed ant), CABI Compendium, doi:10.1079/cabicompendium.52888

Warner, J., Scheffrahn, R. H., & Cabrera, B. White-Footed Ant, Technomyrmex difficilis (= albipes) Forel (Insecta: Hymenoptera: Formicidae: Dolichoderinae).

KONSULTASI DENGAN AHLI HAMA