Tawon Ndas (Vespa affinis) dan Sengatannya yang Berbahaya

Tawon Ndas (Vespa affinis) dan Sengatannya yang Berbahaya
06
Kamis, 6 Juni 2024

Vespa affinis adalah salah satu tawon yang dapat ditemukan di Asia. Di Indonesia, mereka sering disebut sebagai tawon ndas.

Tawon ndas merupakan makhluk eusosial besar. Mereka adalah scavenger, memakan nektar, madu, getah pohon, bangkai, dan serangga.

Tawon ndas sebagai predator dapat menurunkan populasi serangga bermanfaat, seperti lebah madu. Mereka juga berdampak pada keselamatan manusia karena agresivitas dan reaksi fatal mereka terhadap sengatan dan racunnya.

Artikel ini akan membahas mengenai tawon ndas, lengkap dengan penjelasan bahaya dan cara mengendalikannya. Yuk simak uraian di bawah ini.

Mengenal Lebih Dekat dengan Tawon Ndas

Ciri khas dari tawon ndas ini adalah clypeus mereka memiliki lobus yang pendek dan bulat lebar, serta segmen perut ke-1 dan ke-2 berwarna kuning. Seperti semua Hymenoptera, tawon ndas mengalami metamorfosis sempurna - telur, larva, pupa, dan dewasa.

Tawon ndas adalah serangga eusosial yang hidup dalam koloni. Terdapat kasta yang berfungsi untuk efisiensi koloni melalui pembagian kerja dan spesialisasi fungsional, yaitu reproduksi (ratu dan jantan) dan pekerja.

Dalam koloni biasanya terdapat satu ratu yang berperan untuk reproduksi. Tawon jantan akan membantu ratu untuk proses pembuahan.

Tawon pekerja berperan untuk merawat anaknya dan membangun sarang. Mereka memiliki sistem komunikasi yang kompleks.

Komunikasi dibantu dengan hormon sosial (feromon) dan pertukaran eksudat makanan (trofalaksis). Aktivitas ini akan memudahkan individu-individu dari koloni yang sama untuk mengenali satu sama lain dan mengenali keberadaan sarangnya.

Sarang tawon ndas bisa berukuran besar secara fisik, dengan lebih dari ratusan pekerja. Sarangnya dibangun tinggi di pepohonan (50-80 kaki di atas permukaan tanah), tetapi juga dapat ditemukan di semak belukar, dan di permukiman penduduk.

Kecenderungan tawon ndas menghuni permukiman karena rusaknya hutan sebagai habitat aslinya, sehingga tawon berusaha beradaptasi dengan mencari sumber makanan yang lebih melimpah dan sarang baru yang lebih aman. Permukiman menyediakan tempat bersarang baru yang lebih aman, seperti di loteng atau ruang bawah tanah yang kosong, atap, dinding, dan tepi jendela untuk melindungi sarangnya dari gangguan alam (hujan, angin dan banjir) dan gangguan manusia.

Bahaya Tawon Ndas

Tawon ndas merupakan salah satu jenis tawon dengan sengatan berbahaya yang mampu menyebabkan cedera ginjal akut, edema paru, dan kematian.

Tawon ndas akan menyengat jika sarangnya diganggu baik secara sengaja maupun tidak sengaja. Pengamatan menunjukkan bahwa tawon ndas adalah spesies dari genus Vespa yang paling ganas dan agresif.

Sifat agresif tawon ndas menjadi perhatian, apalagi jika menyerang koloninya dalam jumlah besar. Mereka akan mengeluarkan feromon untuk menarik koloninya ketika terancam sebagai mekanisme pertahanan diri.

Provokasi kecil akan menyebabkan individu betina terbang dengan liar mengelilingi sarang. Saat melihat benda bergerak, mereka akan langsung mengejar dan menyengatnya.

Sengat dari tawon merupakan ovipositor termodifikasi yang terbentuk dari 2 pasang gonapofisis pada dua ruas perut terakhir, satu pasang pada ruas ke-8 dan satu pasang pada ruas ke-9. Berbeda dengan lebah madu, tawon ndas dapat menyengat berkali-kali tanpa kehilangan sengatannya.

Hanya ratu dan pekerja (betina) yang menyengat. Lebah jantan tidak menyengat karena tidak mempunyai sengat.

Hilangnya hutan sebagai habitat sekaligus tempat mencari makan tawon ndas membuat mereka berpindah ke permukiman warga.

Menurut literatur, tawon lebih suka mencari makan di berbagai jenis tanaman pagar, yang umumnya banyak ditemukan di kawasan permukiman. Kehadiran bunga pada taman atau tanaman pagar di permukiman warga menjadi daya tarik bagi tawon ndas sebagai lahan baru untuk mencari makan.

Mengingat sengatan tawon ini sangat berbahaya, maka keberadaannya di permukiman padat penduduk sangat perlu diwaspadai.

Selain sengatannya, racun yang dihasilkan oleh tawon ndas juga menjadi hal yang membahayakan. Racun tersebut disekresikan dari kelenjarnya.

Racun akan bereaksi di dalam jaringan korban dan dapat menyebabkan kematian melalui syok anafilaksis. Penelitian sebelumnya menemukan bahwa racun tawon mengandung enzim hemolitik, fosfatidase, faktor neurotoksik yang melumpuhkan ujung saraf di dekatnya sehingga menyebabkan edema lokal, dan histamin.

Cara MengendalikanTawon Ndas

Sarang lebah paling aman dimusnahkan pada malam hari saat semua individu berada di dalam sarang. Namun, saat ini telah dikembangkan insektisida yang efektif dan dikombinasikan dengan nyala api sehingga dapat menghancurkan sarang lebah di siang hari.

Kombinasi penyemprotan insektisida dan bola api membuat tawon tidak dapat melarikan diri dan menyebar. Menggunakan metode ini, sarang tawon dapat dihancurkan dalam waktu sekitar 10-15 menit.

Metode penyemprotan terdiri dari 2 insektisida dalam bahan dasar minyak, yaitu insektisida quick knockdown dan residual.

Insektisida quick knockdown (pibutrin yang disinergikan) akan menjatuhkan tawon jika terjadi kontak langsung. Sedangkan, insektisida residual (Dieldrex 15) akan melanjutkan aksi pembunuhan dengan autointoksikasi.

Bahan dasar minyaknya berfungsi sebagai pembawa kedua insektisida tersebut dan sebagai bahan pembasah sayap maupun badan tawon sehingga dapat langsung menjatuhkannya ke lantai. Minyak juga berfungsi sebagai bahan bakar nyala api.

Selama pembasmian sarang, operator sangat dianjurkan untuk mengenakan pakaian tahan sengatan dan respirator tahan insektisida sebagai alat pelindung diri. Selain itu, tes kolinesterase perlu dilakukan oleh operator setiap enam bulan.

Nah, demikian ulasan singkat terkait Tawon Ndas beserta cara pengendaliannya.

Apabila sedang mencari perusahaan pengendalian hama berlisensi, Ahli Hama dapat dipilih sebagai lembaga independen terpercaya.

 Di sini menyediakan berbagai jenis layanan training mencakup:

  1. Basic Pest Management Training (BPT)
  2. Advanced Pest Management Training (APT)
  3. Pest Control Mentoring (PCM)
  4. In House Training

Selain itu, adapun konsultan manajemen dan sertifikasi bebas hama untuk penilaian keberadaan hama.

Untuk informasi lebih lanjut silahkan menghubungi kami melalui +62 821-1825-0931.

Author : Dherika

Referensi

Chan, K.L. (1972). The Hornets of Singapore: Their Identification, Biology and Control. Singapore Medical Journal, 13(4): 178-187.

iNaturalist. (2024). Lesser Banded Hornet (Vespa affinis). Retrieved from https://inaturalist.ca/taxa/342689-Vespa-affinis (Accessed: June 1st, 2024)

Pardo, A.H.S., Carpenter, J.M., & Lynn, K. (2020). The Diversity of Hornets in the Genus Vespa (Hymenoptera: Vespidae; Vespinae), Their Importance and Interceptions in the United States. Insect Systematics and Diversity, 4(3): 1-27. Doi: 10.1093/isd/ixaa006.

Rahmawati, L.A., Hidayati, D., Dian, S., Mrabawani, I.R., Bella, L.Z. (2023). Spatial Distribution of Vespa affinis Based on Land Use and Population Density in Bojonegoro District, East Java Province, Indonesia. Biodiversitas, 24(2): 861-868. Doi: 10.13057/biodiv/d240223.

KONSULTASI DENGAN AHLI HAMA