Cemaran Kimia yang Terdapat pada Produk Kosmetik

Cemaran Kimia yang Terdapat pada Produk Kosmetik
17
Kamis, 17 Oktober 2024

Proses produksi kosmetik melalui berbagai macam tahapan, baik dari pencampuran bahan baku, pelarutan, pemanasan, pendinginan, hingga pemurnian. Hal tersebut dapat menjadi faktor terkontaminasinya produk. Salah satunya dengan cemaran senyawa 1,4-dioksan dan nitrosamin. Senyawa 1,4-dioxane adalah kontaminan yang terdapat pada beberapa produk kosmetik umumnya dalam jumlah yang kecil namun berbahaya dan bersifat karsinogenik. Senyawa 1,4-dioxane terbentuk sebagai produk sampingan selama proses pembuatan bahan kosmetik tertentu dengan reaksi etoksilasi. Kandungan 1,4-Dioxane diketahui dapat berubah menjadi karsinogenik jika digunakan dalam jangka panjang. Sebuah penelitian di Denmark memeriksa 76 produk perawatan tubuh seperti sampo, sabun, deterjen, dan produk pembersih lainnya. Ditemukan 82% produk kosmetik dan 85% produk pembersih mengandung senyawa 1,4-dioksan.

Laporan tahun 2016 dari Program Toksikologi Nasional Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan (NTP) menemukan bahwa 1,4-dioxane dapat bertindak karsinogen bagi manusia berdasarkan bukti penelitian karsinogenisitas dari studi pada hewan percobaan. Badan Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat (EPA) telah mengklasifikasikan 1,4-dioxane sebagai "kemungkinan karsinogenik bagi manusia". FDA belum melakukan identifikasi bahaya dan penilaian risiko terkait paparan 1,4-dioxane sebagai kontaminan dalam produk kosmetik. Namun, dua studi ilmiah internasional terbaru tentang tingkat kontaminasi jejak 1,4-dioxane dalam kosmetik (oleh International Cooperation on Cosmetics Regulations (ICCR) dan oleh Komite Ilmiah Komisi Eropa tentang Keamanan Konsumen (SCCS)). Dalam penilaian risiko independen, SCCS menyimpulkan bahwa jumlah 1,4-dioxane dalam produk kosmetik dianggap aman untuk konsumen kurang atau sama dengan 10 ppm (SCCS, 2015).

Beberapa proses yang dapat menghasilkan 1,4-dioksan sebagai kontaminan yaitu sintesis etilen oksida. Ketika etilen oksida digunakan dalam reaksi kimia, terutama dalam pembuatan surfaktan dan bahan pengawet, 1,4-dioksan dapat terbentuk sebagai produk sampingan. Beberapa reaksi hidroksilasi yang melibatkan senyawa tertentu bisa menghasilkan 1,4-dioksan dan penggunaan pelarut tertentu dalam formulasi kosmetik dapat membawa kontaminan ini, tergantung pada kualitas dan proses pemurnian bahan baku. Agar lebih aman, gunakan produk kosmetika yang sudah terdaftar dan mendapat izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Apabila setelah menggunakan produk kosmetik tertentu mengalami keluhan, seperti kulit gatal, ruam, dan kemerahan, sebaiknya hentikan pemakaian produk tersebut dan konsultasikan ke dokter untuk mendapat penanganan bila memang ada paparan bahan kosmetik berbahaya pada kulit.

Lain halnya dengan kandungan logam berat pada kosmetika, biasanya kadarnya kecil, sehingga dampak atau efek yang ditimbulkan tidak langsung dirasakan oleh penggunanya. Dampak atau efek tersebut akan muncul setelah sekian lama penggunannya atau beberapa tahun kemudian. Logam dalam kosmetik dapat mengalami retensi dan berefek langsung di kulit, atau diserap melalui kulit ke dalam darah, terakumulasi dalam tubuh dan memberikan efek toksik di berbagai organ. Selain kedua cemaran tersebut, cemaran kimia 1,4-dioxane merupakan produk sampingan selama proses pembuatan bahan kosmetik tertentu. Adapun risiko yang terjadi pada kesehatan terkait bahan berbahaya ini salah satunya dapat menyebabkan iritasi mata, hidung, dan tenggorokan. Selain itu, mungkin juga bisa menyebabkan penyakit ginjal dan hati.

Senyawa 1,4-dioksan tidak memiliki manfaat langsung bagi kulit sebaliknya berpotensi menimbulkan bahaya oleh karena itu kehadirannya menjadi perhatian penting. Senyawa ini berupa larutan transparan yang tidak berbau dan larut sempurna dalam air dan pelarut organik serta tidak tercantum dalam komposisi suatu produk karena senyawa ini merupakan produk samping dari suatu reaksi kimia atau cemaran yang terdapat dalam pelarut sehingga penting bagi konsumen untuk lebih waspada terhadap produk yang mengandung lauril eter sulfat dan polietilen glikol. Penting bagi produsen yang memproduksi senyawa target tertentu dan memiliki kemungkinan terbentuknya produk samping 1,4-dioksan untuk memeriksa kadar senyawa ini agar produk yang dipasarkan terjamin kualitas dan keamanannya. Metode yang dapat digunakan untuk menguji kadar 1,4-dioksan yaitu gas kromatografi spektrometri massa (GC-MS) dan kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT).

Nah, demikian ulasan singkat terkair cemaran kimia yang terdapat pada produk kosmetik. Semoga bermanfaat ya!

REFERENSI

Asean, 2023. Determination of 1,4-dioxane in Cosmetic Products by Gas Chromatography Mass Spectrometry Head Space Sampler (GC-MS/HSS).

Black, Roderick & Hurley, Fred & Havery, Donald. (2001). Occurrence of 1,4-Dioxane in Cosmetic Raw Materials and Finished Cosmetic Products. Journal of AOAC International. 84. 666-70. 10.1093/jaoac/84.3.666.

FDA (Food and Drugs Administration). 2022. 1,4-Dioxane in Cosmetics: A Manufacturing Byproduct. Diakses 13 September 2024. Tersedia pada https://www.fda.gov/cosmetics/potential-contaminants-cosmetics/14-dioxane-cosmetics-manufacturing-byproduct

Scientific Opinion on The Report of the ICCR Working Group: Considerations on Acceptable Trace Level of 1,4-Dioxane in Cosmetic Products,” 15 December 2015, SCCS/1570/15

DAFTAR KELAS SEKARANG