Mengenal Kutu Persik Hijau (M. persicae)

Mengenal Kutu Persik Hijau (M. persicae)
30
Senin, 30 September 2024

Kutu persik hijau (Myzus persicae) merupakan serangga kecil yang termasuk ke dalam famili Aphididae. Serangga ini diperkirakan berasal dari Asia, sesuai dengan asal tanaman inangnya, yaitu Prunus persica (persik).

Namun, saat ini M. persicae telah tersebar di seluruh dunia, kecuali di wilayah dengan kondisi suhu atau kelembaban yang sangat ekstrem.

Penyebaran global ini dimungkinkan oleh kemampuannya bertahan hidup dalam berbagai mikroklimat melalui strategi reproduksi yang kompleks, terutama selama musim dingin

Morfologi dan Siklus Hidup

M. persicae memiliki variasi warna dan bentuk, tergantung pada faktor-faktor seperti jenis tanaman inang, suhu, serta kondisi nutrisi.

Kutu dewasa yang bersayap memiliki kepala dan dada berwarna hitam, sedangkan perutnya berwarna hijau kekuningan dengan bercak gelap di bagian punggung. Panjangnya berkisar antara 1,8 hingga 2,1 mm.

Kutu dewasa yang tidak bersayap cenderung berwarna kekuningan atau kehijauan dengan garis-garis hijau di bagian medial dan lateral

Telur M. persicae berbentuk lonjong dengan panjang sekitar 0,6 mm dan lebar 0,3 mm. Pada awalnya, telur ini berwarna kuning atau hijau dan akan berubah menjadi hitam seiring waktu.

Nimfa, tahap muda dari siklus hidup kutu ini, memiliki warna hijau, dan ketika dewasa bisa berubah warna menjadi kekuningan atau menyerupai kutu dewasa. Beberapa nimfa yang akan menjadi betina bersayap menunjukkan warna merah muda​

Siklus hidup kutu persik hijau sangat variatif dan dibagi menjadi beberapa kategori: holosiklik, anholosiklik. Kategori ini tergantung pada respons fotoperiodik serta keberadaan tanaman inang primer (persik) dan sekunder.

Siklus hidup holosiklik mencakup reproduksi seksual di mana telur diletakkan setelah kawin dengan jantan, sedangkan anholosiklik hanya melibatkan reproduksi aseksual di mana betina akan melakukan partenogenesis dan bertahan selama musim dingin.

Dampak pada Tanaman

Kerusakan langsung dari infestasi kutu daun ini mencakup hambatan pertumbuhan tanaman, penurunan berat akar, serta distorsi daun pada tanaman seperti persik dan paprika.

Khusus pada tanaman kentang, infestasi M. persicae sering kali menyebabkan terjadinya nekrosis daun dan kerugian besar dalam hasil panen

M. persicae tidak hanya menyebabkan kerusakan fisik pada tanaman inangnya, tetapi juga dikenal sebagai vektor lebih dari 100 virus tanaman yang berbeda, yang mempengaruhi sekitar 30 famili tanaman.

Virus-virus yang ditularkan oleh kutu ini termasuk virus bit kuning, virus mozaik tembakau, serta virus daun gulung pada kentang.

Penyakit-penyakit yang disebabkan oleh virus ini dapat menyebabkan kerugian hasil yang sangat signifikan, terutama pada tanaman seperti kentang, bit, tembakau, dan buah persik

Metode Pengendalian

Karena peran M. persicae yang signifikan sebagai vektor virus, pengendalian hama ini sering kali membutuhkan penggunaan insektisida. Namun, pengendalian menggunakan insektisida terhadap virus sulit dilakukan karena virus dapat ditularkan dalam hitungan detik melalui kutu daun.

Selain itu, penggunaan insektisida juga menghadapi tantangan berupa resistensi yang semakin meluas terhadap berbagai kelompok bahan aktif seperti organofosfat, karbamat, piretroid, dan neonicotinoid.

Untuk mengatasi masalah resistensi ini, alternatif pengendalian melibatkan penggunaan insektisida seperti pymetrozine dan flonicamide, serta kemungkinan pengembangan insektisida baru​

Selain metode kimiawi, pengendalian biologis M. persicae juga semakin diminati. Salah satu pendekatan yang umum adalah pelepasan musuh alami seperti parasitoid Aphidius colemani, Aphidius matricariae, dan Aphidoletes abdominalis di rumah kaca.

Penggunaaan jamur entomopatogen Lecanicillium lecanii, terbukti efektif dalam mengendalikan kutu persik hijau di berbagai tanaman rumah kaca.

Penggunaan sabun insektisida yang ramah lingkungan juga efektif, terutama karena tingkat toksisitasnya yang rendah terhadap organisme non target.

Namun, di lapangan, penerapan pengendalian hama terpadu (PHT) dengan menggunakan insektisida dan waktu aplikasi yang tepat tetap menjadi pendekatan utama untuk menjaga populasi musuh alami tanaman agar tetap terjaga​

Nah, demikian ulasan singkat terkait kutu persik hijau (M. persicae). Semoga bermanfaat ya!

REFERENSI:

CABI (2022). Myzus persicae (green peach aphid). CABI Compendium. https://doi.org/10.1079/cabicompendium.35642

Margaritopoulos, J. T., Tsitsipis, J. A., Goudoudaki, S., & Blackman, R. L. (2002). Life cycle variation of Myzus persicae (Hemiptera: Aphididae) in Greece. Bulletin of Entomological Research, 92, 309–319. https://doi.org/10.1079/BER2002167

DAFTAR KELAS SEKARANG