Pengusir Nyamuk Ramah Lingkungan: Pemanfaatan Kelor di Bisnis Perhotelan

Pengusir Nyamuk Ramah Lingkungan: Pemanfaatan Kelor di Bisnis Perhotelan
03
Kamis, 3 Oktober 2024

Nyamuk menimbulkan ketidaknyamanan melalui gigitannya dan dapat menularkan penyakit mematikan. Kurang dari 10% spesies nyamuk teridentifikasi sebagai vektor yang mempunyai dampak signifikan terhadap kesehatan dan kesejahteraan manusia, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Berbagai penyakit seperti malaria, demam berdarah, demam kuning, filariasis, Japanese encephalitis, dan virus zika ditularkan melalui nyamuk, yang menciptakan ancaman serius terhadap kesehatan masyarakat. Malaria sendiri menjadi salah satu masalah kesehatan global terbesar, terutama di wilayah tropis seperti Afrika dan Asia Tenggara.

Dalam konteks bisnis perhotelan, keberadaan nyamuk dapat memberikan dampak buruk pada kenyamanan dan kepuasan tamu. Hotel-hotel yang berlokasi di daerah tropis atau di lingkungan dengan populasi nyamuk yang tinggi menghadapi tantangan besar untuk menjaga reputasi mereka.

Tamu yang terganggu oleh gigitan nyamuk, terutama di area luar ruangan seperti kolam renang atau taman, berpotensi memberikan ulasan negatif, yang pada akhirnya merusak citra hotel. Oleh karena itu, pengendalian nyamuk menjadi aspek penting dalam operasional hotel, yang secara langsung berpengaruh pada kepuasan pelanggan.

Penggunaan bahan aktif kimia sering dijadikan alat utama dalam mengendalikan nyamuk di hotel, baik untuk mengurangi populasi nyamuk maupun sebagai komponen utama dalam pembuatan penolak nyamuk (repelan).

Pemakaian jangka panjang bahan kimia ini telah menimbulkan kekhawatiran akan resistensi nyamuk terhadap zat yang digunakan, serta potensi dampak negatif bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Hal ini menciptakan urgensi bagi industri perhotelan untuk mencari solusi yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan dalam menangani masalah nyamuk.

Artikel ini akan membahas mengenai kelor sebagai solusi alternatif untuk mengusir nyamuk. Yuk simak uraian di bawah ini.

Tanaman sebagai Bahan Alami Pengusir Nyamuk.

Salah satu alternatif yang semakin diminati adalah penggunaan penolak nyamuk berbahan alami, terutama yang berasal dari tanaman.

Pemanfaatan tanaman untuk mengendalikan nyamuk telah diketahui sejak tahun 1933 dan metabolit sekunder yang dihasilkan tanaman menunjukkan kemampuan dalam mengusir nyamuk dengan baik.

Ocimum gratissimum, Hyptis sauveolen, Acarcia arabica, Azadirachta indica, dan Eleusive indica telah umum digunakan di masa lalu untuk mengendalikan serangga di banyak negara tropis.

Ekstrak dan minyak atsiri dari tanaman dapat menjadi pengganti insektisida sintetik karena lebih efisien, mudah terurai, ramah lingkungan, mudah diperoleh, relatif murah, dan umumnya memiliki toksisitas yang rendah terhadap mamalia.

Dengan mengintegrasikan penggunaan tanaman sebagai bagian dari strategi pengendalian nyamuk, hotel tidak hanya dapat menawarkan lingkungan yang lebih nyaman dan aman bagi tamu, tetapi juga menunjukkan komitmen terhadap keberlanjutan dan praktik ramah lingkungan, yang semakin menjadi nilai jual penting di industri perhotelan saat ini.

Kelor sebagai Alternatif Pengusir Nyamuk.

Di antara tanaman yang bermanfaat, kelor (Moringa oleifera) dianggap sebagai tanaman paling bernilai karena hampir setiap bagian dari tanaman tersebut dapat digunakan sebagai sumber nutrisi dan mengandung beberapa khasiat yang bermanfaat.

Bagian tanaman berupa akar, kulit kayu, getah, daun, buah (polong), bunga, biji dan minyak bijinya, telah dimanfaatkan untuk mengobati berbagai penyakit, dan kini mulai diperhatikan sebagai bahan alami yang efektif dalam mengusir nyamuk.

Kelor mengandung senyawa bioaktif yang dapat menghalangi nyamuk mendekat, menjadikannya pilihan yang unggul untuk diterapkan di lingkungan hotel. Keunggulan lain dari penggunaan kelor sebagai penolak nyamuk (repelan) adalah sifatnya yang ramah lingkungan dan tidak berbahaya bagi manusia, sehingga dapat memberikan perlindungan bagi tamu tanpa menimbulkan risiko kesehatan.

Secara prinsip, repelan bekerja dengan menghalangi kemampuan nyamuk betina dalam mengenali rangsangan eksternal (karbon dioksida, uap air, dan panas) yang digunakannya untuk mengenali inangnya. Beberapa bentuk repelan adalah sebagai berikut.

Aerosol

Bentuk repelan nyamuk yang paling umum digunakan adalah aerosol yang terdiri dari propelan, pelarut, dan komponen lainnya. Bahan aktif diencerkan sampai konsentrasi tertentu dengan etanol atau propil alkohol. Bentuk aerosol ini digunakan dengan metode penyemprotan.

Krim

Bau kulit dan nafas manusia yang mengeluarkan karbon dioksida dapat menarik nyamuk. Penggunaan krim pengusir nyamuk membuat individu menjadi tidak menarik bagi nyamuk yang menggigit. Dengan demikian, nyamuk akan terlihat beterbangan, namun tidak akan menggigit.

Stik

Repelan berbentuk stik akan mengeluarkan asap harum saat dibakar dan dapat mengusir nyamuk di sekitar tempat pembakaran.

Obat Koil

Obat nyamuk bakar biasanya berbentuk spiral. Mekanisme pembakaran biasanya dimulai dari ujung spiral dan bergerak ke tengah spiral sehingga menghasilkan asap yang dapat mengusir nyamuk.

Nah, demikian ulasan singkat terkait pemanfaat kelor di bisnis perhotelan. Semoga bermanfaat ya!

Author: Dherika

Referensi

Afolabi, O.J., & Olonisakin, A.A. (2022). Moringa oleifera (Lam.) and Momordica charantia (Lam.) as Potential Larvacides and Fumigants of Culex Mosquitoes. Journal of Science, 9(2): 87-95. https://doi.org/10.54287/gujsa.1079339.

Davis, J. (2023). Ranking the Best Moringa Powder of 2023. Retrieved from https://bodynutrition.org/best-moringa-powder/ (Accessed: September 22nd, 2024).

Ojewumi, M.E., Obanla, O.R., & Daniel, M.A. (2021). A Review on the Efficacy of Ocimum gratissimum, Mentha spicata, and Moringa oleifera Leaf Extract in Repelling Mosquito. J Basic Appl Sci, 10(87): 1-12. https://doi.org/10.1186/s43088-021-00176-x.

Wikimedia Commons. (2024). File: Mosquito-feeding.jpg. Retrieved from https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Mosquito-feeding.jpg (Accessed: September 22nd, 2024).

DAFTAR KELAS SEKARANG