Hama Lanas: Musuh Utama Petani Ubi Jalar

Hama Lanas: Musuh Utama Petani Ubi Jalar
13
Jumat, 13 Desember 2024

Banyak yang mengira penyebab ubi boleng adalah cacing dalam tanah sebab hama ini menyerang sering kali muncul dari tanah. Hama boleng atau hama lanas yang menyerang umbi sebenarnya adalah serangga pada stadium larva. Serangan dari larva hama ini tidak tampak sampai waktu panen tiba. Sehingga kerugian yang dihasilkan cukup besar.

Fase dewasa hama lanas memiliki sayap dan dapat menyerang kapan saja. Serangan hama ini biasa dialami oleh petani ubi jalar namun masih banyak yang kurang paham akan hama ini dan pengendaliannya. Mari kita kenali lebih dekat tentang hama lanas dan pengendaliannya.

Morfologi dan Daur Hidup Hama Lanas

Lanas atau Cylas formicarius adalah serangga holometabola. Di fase dewasa (imago) bentuknya menyerupai semut, namun ukurannya lebih besar. Panjang tubuh imago kurang lebih 6-7 mm. Mulut atau moncongnya sedikit melengkung dengan panjang hampir sama dengan toraks, di sekitar titik tengah moncong terpasang antena dengan bentuk berbeda untuk jantan dan betina. Antena lanas jantan memiliki bentuk filoform (seperti benang) sedangkan lanas betina memiliki antena berbentuk seperti gada.

Hama lanas dewasa memiliki warna yang cukup mencolok dengan kepala berwarna hitam sedangkan antena, toraks, dan kaki berwarna jingga hingga coklat kemerahan, kemudian perut dan elytra berwarna biru metalik. Serangga ini tampak licin dan berkilau namun jika diamati lebih dekat, terlihat lapisan rambut pendek. Usia serangga dewasa ini dapat mencapai 94 hari.

Imago betina memasukkan telurnya ke dalam batang atau umbi kemudian menutupnya dengan sumbat kotoran. Telur lanas berbentuk oval dan berwarna putih krem. Telur akan menetas setelah 5-6 hari pada musim kemarau dan 11-12 hari pada musim penghujan.

Perkembangan larva hama lanas melalui tiga instar. Jangka waktu setiap instar berturut-turut selama 8-16 hari, 12-21 hari, dan 35-56 hari. Larva yang tumbuh dewasa akan berubah membentuk pupa dengan panjang 6-6,5 mm berwarna putih. Jangka waktu fase pupa rata-rata selama 7-10 hari.

Serangan Hama Lanas

Inang utama dari hama lanas adalah dari genus Ipomoea. Di antara tanaman sayuran hanya ubi jalar (Ipomoea batatas) yang paling disukai oleh hama ini. Beberapa tumbuhan lain yang cocok menjadi inang hama lanas adalah Railroad vine, Ipomoea pes-caprae, morning glory, dan Ipomoea panduratea.

Lanas dewasa hanya menimbulkan kerusakan yang kurang berarti. Serangga dewasa hanya merusak lapisan permukaan daun, tangkai daun dan batang berupa bercak lingkaran kecil. Di bagian umbi kerusakan oleh serangga dewasa berupa tusukan pada permukaannya. Kerusakan yang besar terjadi pada umbi dan batang adalah akibat gerekan oleh larva. Di dekat lubang gerekan tersebut, warna jaringan tanaman berubah menjadi lebih gelap dan membusuk, sehingga tidak layak dikonsumsi karena rasanya menjadi pahit.

Lebih jauh hasil lubang gerekan pada ubi jalar jika tidak dimasak dengan matang akan merangsang pembentukan senyawa toksik yang dapat mempengaruhi kerja hati dan paru-paru mamalia. Hal ini cukup berbahaya bagi kesehatan manusia.

Pengendalian Hama Lanas

Untuk mencegah rusaknya umbi akibat serangan hama lanas perlu dilakukan pengendalian. Teknik pengendalian dapat diaplikasikan baik secara kultur teknis, biologis, dan penggunaan pestisida. Selain itu pengendalian hama perlu dilakukan secara terpadu agar hasil panen terjaga secara berkelanjutan. Berikut tiga teknik yang dapat diaplikasikan untuk mengendalikan hama lanas.

1. Pergiliran Tanaman dan Sanitasi

Penanaman ubi jalar secara terus-menerus sepanjang tahun tidak dianjurkan karena akan menimbulkan infestasi hama pada musim tanam kedua. Penanaman bergilir dapat dilakukan untuk memotong keberlangsungan hidup hama lanas di suatu lahan. Budidaya padi dapat membantu membunuh keberadaan hama lanas dalam tanah.

Apabila lahan pertanian sudah terserang oleh hama lanas. sebelum dilakukan penanaman kembali, perlu dilakukan sanitasi. Sisa-sisa umbi yang tidak dipanen dapat mendukung pertumbuhan populasi lanas yang besar. Selanjutnya untuk membasmi hama lanas yang tersisa dapat dilakukan perendaman lahan. Terkait dengan hal ini, tentu juga dilakukan pemusnahan inang alternatif seperti Ipomoea indica, I. pescaprae liar yang tumbuh di sekitar lahan.

2. Perangkap feromon

Metode ini cukup populer dan sangat ramah lingkungan. Seperti perangkap umumnya, di dalamnya terdapat bahan yang dapat mengundang kedatangan hama lanas, di sini digunakan feromon untuk memikat hama lanas jantan. Sehingga ketika musim kawin tiba hama jantan tidak dapat membuahi hama lanas betina. Kemudian populasi hama lanas akan menurun.

3. Pestisida

Insektisida nabati dapat digunakan untuk mengendalikan hama lanas seperti ekstrak dari biji dan daun mimba. Sedangkan Insektisida kimia sintetis yang dapat digunakan adalah permetrin, Pestisida ini akan mengganggu sistem syaraf kemudian hama akan lumpuh dan mati.

Kerugian Akibat Serangan Hama Lanas

Di Indonesia kerugian hasil akibat serangan hama boleng atau hama lanas berkisar antara 10–80%, tergantung pada lokasi dan iklim. Pada musim kemarau, kerugian hasil panen di dataran rendah hingga sedang berkisar antara 15–50%.

Keberadaan hama lanas sangat merugikan petani ubi jalar. Jika tidak dikendalikan dengan tepat kerusakan akan semakin parah. Pengendalian hama ini tidak hanya dapat dilakukan hanya sekali. Perlu dilakukan manajemen dalam pengendalian dan kultur teknis. Sehingga populasi hama lanas terus menurun dan menghilang.

Nah, demikian ulasan terkait hama lanas: musuh utama petani ubi jalar. Semoga bermanfaat ya!

Author: M. Fachry Nur Aiman

Referensi

Jansson, Richard K., dan Raman, Kandukuri V. 1991. Sweet Potato Pest Management: A Global Perspective. India: Avalon Publishing.

Korada, R. R., Naskar, S. K., Palaniswami, M. S., & Ray, R. C. 2010. Management of sweetpotato weevil [Cylas formicarius (Fab.)]: an overview. Journal of Root Crops, 36(1): 14-26.

Sembel, D. T., Hama-Hama Tanaman Hortikultura.  Yogyakarta: Lily Publisher.

Sutherland, J. A. 1986. A Review of The Biology and Control of The Sweetpotato Weevil Cylas formicarius (Fab). International Journal of Pest Management, 32(4): 304-315.

DAFTAR KELAS SEKARANG