Lalat Kacang: Hama Penting Tanaman Kedelai

Lalat Kacang: Hama Penting Tanaman Kedelai
27
Senin, 27 Mei 2024

Tanaman jenis kacang-kacangan seperti kacang kedelai telah diidentifikasi memiliki kandungan protein yang tinggi, kalsium, zat besi, protein, potasium dan phosphorous, serta kaya akan vitamin B kompleks.

Di Indonesia, luas perkebunan tanaman kedelai mengalami penurunan setiap tahunnya.

Luas panen kedelai pada tahun 2022 mengalami penurunan sebesar 5% dibandingkan tahun 2021, yaitu dari 362.612 hektar menjadi 362.612 hektar

Produksi kedelai nasional diproyeksikan sebanyak 594,6 ribu ton pada 2022, yang menurun sebesar 3,05% dari tahun 2021.

Produksi kedelai dalam negeri hingga saat ini hanya berkontribusi tidak lebih dari 20% dari keseluruhan kebutuhan tanaman kedelai nasional.

Salah satu penyebab penurunan produksi kedelai adalah organisme pengganggu tanaman seperti hama.

Satu dari sekian hama penting pada tanaman kacang yaitu lalat kacang

Pada artikel ini, kita akan mengulas mengenai lalat kacang serta cara pengendaliannya pada tanaman kedelai.

Klasifikasi Lalat Kacang

Pada tanaman kedelai, lalat kacang (Ophiomyia phaseoli) termasuk dalam hama yang membahayakan pada fase bibit.

Hama ini menyerang tanaman kedelai dari awal masa pertumbuhan (diatas permukaan tanah) hingga tanaman mencapai umur kurang dari sebulan.

Pada fase kecambah sendiri, pada tanaman umur 4–10 hari setelah tanam secara spesifik, apabila 100% kotiledon hilang maka petani akan kehilangan hasil sebesar 8–9%.

Apabila batang hipokotil 2 tanaman dari 100 tanaman rusak total maka hasil yang hilang diperkirakan sebesar 2%.

Serangan lalat spesies ini pada tanaman kedelai dapat menyebabkan kematian pada tanaman muda hingga 70% di Indonesia.

Berdasarkan taksonominya, lalat kacang diklasifikasikan sebagai berikut (Kalshoven, 1981):

Kingdom: Animalia

Phylum: Arthropoda

Class: Insecta

Order: Diptera

Family: Agromyzidae

Genus: Ophiomyia

Species: Ophiomyia phaseoli

Tahapan Hidup Lalat Kacang

Lalat kacang mengalami metamorphosis sederhana dengan tahapan hidup yang terdiri atas telur, larva, pupa serta dewasa.

Lalat kacang betina secara umum bertelur sebanyak 38-79 butir pada tanaman kedelai yang baru tumbuh.

Telur-telur ini disimpan indukan lalat dalam lubang tusukan antara epidermis atas dan bawah keping biji atau disisipkan dalam jaringan mesofil dekat pangkal keping biji atau pangkal helai daun pertama dan kedua.

Telur lalat kacang berwarna putih dengan bentuk lonjong dan memiliki panjang 0,31 mm serta lebar 0,15 mm. Fase telur lalat berlangsung selama 2 hari.

Setelah menetas, larva akan masuk ke dalam keping biji atau pangkal helai daun pertama dan kedua, serta menciptakan lubang gerekan.

Panjang larva diakhir fasenya dapat mencapai 3,75 mm.

Larva ini menggerek batang melalui kulit batang hingga ke pangkal batang, kemudian melakukan pupasi dan menjadi kepompong.

Fase larva berlangsung selama 5-6 hari. Kepompong awalnya berwarna kuning kemudian berubah menjadi kecoklat-coklatan.

Gejala Serangan Lalat Kacang

Pada umumnya larva mulai makan dan merusak jaringan tanaman, yaitu keping biji, saat tanaman berumur 6 hari.

Serangan larva pada keping biji atau daun ditandai dengan adanya alur atau garis lengkung berwarna coklat, yang merupakan lubang gerekan larva.

Tanda gerekan atau serangan larva telah tampak sejak tanaman berumur 7 hari, gerekan larva kemudian berlanjut hingga ke batang, serta pangkal batang, pangkal akar hingga ke ujung akar melalui kulit batang, dan kulit akar.

Jaringan kulit tanaman akan putus akibat gerekan tersebut. Pembusukan pada kulit batang akan menyebabkan akar tidak mendapatkan suplai makanan dari keping biji atau daun.

Keadaan ini menyebabkan akar tidak dapat berfungsi normal sehingga tanaman akan layu, kering, dan akhirnya mati.

Proses kematian tanaman terjadi sejak tanaman berumur 14 hari dan saat itu larva sudah memasuki fase pra-pupa atau pupa.

Kematian tanaman berlangsung selama 16 hari yaitu sejak umur14 hari hingga 30 hari setelah penanaman.

Pengendalian Lalat Kacang

Pengendalian lalat kacang dapat dilakukan dengan beberapa cara diantaranya mekanis, biologi dan kimiawi. Sebelum pengendalian-pengendalian tersebut, proses pencegahan hama selama masa bercocok tanam juga dapat dilakukan.

1. Pengendalian dengan cara bercocok tanam;

a. Sanitasi,

Sanitasi dilakukan dengan cara membersihkan lahan terutama pada lokasi yang endemis akan mengekspos pupa lalat kacang terhadap musuh alaminya, hal ini menyebabkan populasi awal pada pertanaman berikutnya akan berkurang.

b. Tanam serempak  

Tanam serentak ditujukan agar terjadinya penurunan populasi awal hama. Tanam serempak dilakukan dengan selisih waktu tanam tidak lebih dari 10 hari. Luas areal tanam sekurang-kurangnya 600-1.000 ha.

Tanam serentak dilakukan supaya hama yang datang pada pertanaman yang ditanam lebih awal tidak menjadi sumber hama untuk pertanaman yang ditanam berikutnya pada hamparan yang sama.

c. Tanaman perangkap,

Perangkap ini hanya dapat diaplikasikan apabila perkebunan mencakup areal luas yang terbatas.

2. Pengendalian secara mekanis,

Pengendalian mekanis dapat dilakukan dengan cara pengambilan telur dan larva lalat kacang di pagi dan sore hari.

Selain itu, juga dapat melalui penggunaan mulsa jerami karena terbukti dapat menekan serangan lalat kacang sebesar 50–70%. Metode mulsa jerami adalah metode bahan penutupan tanaman menggunakan jerami padi.

3. Penanaman Varietas Tahan juga dapat dilakukan pada masa bercocok tanam

4. Pengendalian secara biologi.

Terdapat empat jenis parsitoid pupa yang dapat digunakan untuk pengendalian lalat kacang diantaranya; Trigonogastra agromyzae Dodd., Cynipoide sp., Eurytoma poloni Grault, dan Eurytoma sp., yang mempunyai kemampuan memarasit berturut-turut 59,1%; 40,5%; 0,2%; dan 0,2%.

4. Pengendalian secara kimiawi

Pengendalian kimiawi dapat dilakukan dengan pengaplikasian insektisida monokrotofos dengan dosis 2 ml/liter menggunakan metode penyemprotan bervolume 500 l/hektar setelah tanaman berumur 8 hari.

Pada masa benih, perawatan dapat dilakukan menggunakan insektisida karbofuran dengan cara larikan (band treatment) sebanyak 8 kg/hektar.

Nah, demikian ulasan singkat terkait lalat kacang beserta cara pengendaliannya pada tanaman kedelai.

Apabila sedang mencari perusahaan pengendalian hama berlisensi, Ahli Hama dapat dipilih sebagai lembaga independen terpercaya.

 Di sini menyediakan berbagai jenis layanan training mencakup:

  1. Basic Pest Management Training (BPT)
  2. Advanced Pest Management Training (APT)
  3. Pest Control Mentoring (PCM)
  4. In House Training

Selain itu, adapun konsultan manajemen dan sertifikasi bebas hama untuk penilaian keberadaan hama.

Untuk informasi lebih lanjut silahkan menghubungi kami melalui +62 821-1825-0931

Author : Saila Rachma

REFERENSI

Hasanah, U., Tarmizi, dan Meidiwarman. 2018. Uji Teknik Pengendalian Hama Lalat Bibit Kacang (Ophiomyia phaseoli Try.) Pada Tanaman Kedelai (Glycine max L.). Crop Agro Vol. 12 No.1 – Januari 2019. Hal.: 80-89.

Lanya, H. 2007. Pengenalan, Pengendalian dan Aplikasi Peramalan OPT Utama Kedelai. Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan. 33 hal.

Tengkano. 2003. Lalat Kacang, Ophiomyia phaseoli Tryon (Diptera: Agromyzidae) pada Tanaman Kedelai dan Cara Pengendaliannya. Buletin Palawija No. 5 & 6, 2003. Hal.: 43-56. 

DAFTAR KELAS SEKARANG