Dampak Perubahan Iklim Terhadap Dinamika Populasi Hama

Dampak Perubahan Iklim Terhadap Dinamika Populasi Hama
24
Senin, 24 Februari 2025

Perubahan iklim telah menjadi isu global yang mempengaruhi berbagai aspek kehidupan. Selain berdampak terhadap fenomena alam seperti kekeringan hingga bencana alam seperti banjir dan lain sebagainya, perubahan iklim juga berdampak terhadap perubahan dinamika populasi hama, khususnya hama pertanian dalam kelompok serangga.

Faktor-faktor seperti peningkatan suhu, perubahan pola curah hujan, serta peningkatan kadar karbon dioksida (CO2) berkontribusi terhadap peningkatan jumlah dan persebaran hama yang merugikan tanaman pangan dan lingkungan. Bagaimana ini bisa terjadi? mari kita bahas bersama.

Peningkatan Suhu

Peningkatan suhu akibat perubahan iklim dapat mempercepat siklus hidup, meningkatkan laju reproduksi, dan memperpanjang musim aktif beberapa hama tertentu. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa serangga seperti Nilaparvatha lugens (wereng coklat) mengalami peningkatan jumlah generasi dalam satu tahun akibat kenaikan suhu.

Beberapa spesies yang memiliki siklus hidup cepat dan bereproduksi lebih banyak, seperti kutu daun dan ulat, sangat diuntungkan dalam kondisi iklim yang lebih hangat.

Selain itu, suhu yang lebih tinggi dapat meningkatkan tingkat kelangsungan hidup hama selama musim dingin. Dalam kondisi normal, suhu dingin membantu mengendalikan populasi hama dengan membatasi penyebarannya salah satunya dengan mekanisme diapause. Namun, dengan kondisi musim dingin yang lebih hangat akibat perubahan iklim, hama dapat bertahan lebih lama dan bahkan dapat menyebar ke wilayah yang yang lebih luas.

Perubahan iklim memungkinkan hama untuk memperluas wilayah jelajahnya ke daerah yang sebelumnya tidak suitable bagi mereka. Beberapa spesies hama yang sebelumnya terbatas di daerah tropis kini mulai bisa bertahan hidup di daerah lain karena perubahan iklim menjadi lebih hangat akibat peningkatan suhu global.

Perubahan Pola Curah Hujan

Photo by Feyza Daştan on Pexels

Perubahan pola curah hujan juga berpengaruh terhadap dinamika populasi hama. Kekeringan dapat mengurangi ketahanan tanaman terhadap serangan hama, sementara peningkatan curah hujan yang berlebihan dapat menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan patogen dan serangga vektor penyakit.

Kekeringan ekstrem juga dapat menyebabkan penurunan populasi predator alami yang membantu mengendalikan hama. Akibatnya, populasi hama dapat berkembang tanpa adanya predator alami, menyebabkan ledakan populasi yang berpotensi merugikan beberapa komoditas seperti pertanian

Peningkatan Kadar CO2

Peningkatan CO2 dapat mempengaruhi efektivitas pestisida. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa beberapa spesies hama menjadi kurang sensitif terhadap pestisida dalam kondisi CO2 tinggi, sehingga mengurangi efektivitas pengendalian kimiawi dan meningkatkan risiko serangan hama yang lebih besar

Peningkatan kadar CO2 juga dapat menyebabkan peningkatan laju konsumsi hama herbivora karena adanya perubahan komposisi kimia pada tanaman dalam kondisi tersebut, seperti penurunan kandungan nitrogen. Penelitian menunjukkan bahwa peningkatan kadar CO2 dapat mempengaruhi kandungan nutrisi tanaman inang, sehingga meningkatkan tingkat konsumsi beberapa spesies hama.

Perubahan iklim memiliki dampak yang kompleks terhadap dinamika populasi hama. Peningkatan suhu, perubahan pola curah hujan, dan peningkatan kadar CO2 secara signifikan mempengaruhi siklus hidup, distribusi, dan efektivitas pengendalian hama khususnya hama pertanian. Oleh karena itu, diperlukan pendekatan yang lebih adaptif dan berkelanjutan dalam pengendalian hama terpadu untuk menjaga ketahanan pangan dan ekosistem di masa depan.

REFERENSI

Matzrafi, M. (2019). Climate change exacerbates pest damage through reduced pesticide efficacy. Pest management science, 75(1), 9-13.

Karuppaiah, V., & Sujayanad, G. K. (2012). Impact of climate change on population dynamics of insect pests. World Journal of Agricultural Sciences, 8(3), 240-246.

KONSULTASI DENGAH AHLI HAMA