Kecoa sering kali menjadi masalah di rumah karena dapat membawa berbagai penyakit dan mencemari makanan. Meskipun insektisida kimia konvensional telah lama digunakan untuk mengendalikan infestasi kecoa, penggunaannya semakin dibatasi karena efek samping yang berbahaya serta risiko resistensi pada kecoa.
Penggunaan insektisida di area seperti dapur, restoran, dan tempat penyimpanan makanan juga tidak dianjurkan demi menjaga keamanan dan kesehatan lingkungan. Sebagai alternatif yang lebih aman, minyak atsiri alami dari tumbuhan mulai banyak digunakan karena memiliki sifat insektisida yang efektif sekaligus ramah lingkungan, sehingga dapat mengusir kecoa tanpa menimbulkan dampak negatif bagi manusia dan hewan peliharaan.
Image Source: Nuwer, 2014
Kecoa tidak diinginkan oleh banyak orang karena dikaitkan dengan lingkungan yang tidak higienis, berpotensi menimbulkan risiko kesehatan, dan memiliki perilaku yang mengganggu.
Kecoa dapat menimbulkan gangguan dan kerusakan di berbagai lingkungan. Infestasi kecoa sering terjadi terutama di lingkungan dengan ventilasi buruk di daerah beriklim hangat, seperti permukiman, rumah sakit, restoran, dan tempat usaha dengan suhu serta kelembaban yang tinggi.
Infestasi kecoa dapat merusak reputasi bisnis karena sering dikaitkan dengan lingkungan yang kotor dan tidak higienis. Selain itu, kecoa juga dapat menyebarkan berbagai penyakit, seperti diare, disentri, kolera, kusta, pes, demam tifoid, serta infeksi virus seperti poliomielitis.
Kecoa juga berpotensi membawa cacing parasit seperti Taenia, Schistosoma, dan Ascaris, yang dapat memicu reaksi alergi, seperti dermatitis, gatal-gatal, pembengkakan kelopak mata, hingga gangguan pernapasan yang lebih serius. Pergerakan kecoa antara limbah dan makanan memungkinkan mereka untuk memperoleh, membawa, dan menularkan patogen secara mekanis.
Secara fisik dan perilaku, kecoa memiliki tampilan yang dianggap meresahkan oleh banyak orang, dengan tubuh licin dan kebiasaan hidup di tempat gelap dan lembap. Selain itu, gerakan mereka yang cepat dan tidak terduga sering memicu ketakutan, sementara tingkat reproduksi yang tinggi membuat mereka sulit dibasmi setelah menginfestasi suatu area.
Minyak atsiri diketahui memiliki sifat antimikroba, antijamur, antikanker, dan insektisida. Minyak ini dapat bertindak sebagai fumigan, menghambat makan serangga, serta mencegah perkembangbiakan serangga, khususnya kecoa. Berbagai penelitian juga telah menunjukkan bahwa minyak atsiri dari berbagai tumbuhan dapat membunuh dan mengusir kecoa dengan cukup efektif.
Minyak cengkeh (Syzygium aromaticum) dan minyak wijen (Sesamum indicum) memiliki efek repelan dan toksisitas fumigan terhadap kecoa Amerika (Periplaneta americana). Pada penelitian sebelumnya, kedua jenis minyak ini dalam konsentrasi 10% terbukti memberikan repelensi sebesar 90% untuk minyak cengkeh dan 83% untuk minyak wijen setelah 48 jam pemaparan.
Minyak atsiri Citrus hystrix menunjukkan repelensi 100% terhadap kecoa Amerika (Periplaneta americana) dan kecoa Jerman (Blattella germanica), serta 87,5% terhadap kecoa Neostylopyga rhombifolia di laboratorium. Selain itu, penelitian pada minyak atsiri Citrus hystrix telah dilakukan di skala lapangan. Hasil pengamatannya menunjukkan bahwa minyak atsiri Citrus hystrix menyebabkan pengurangan populasi kecoa sebesar 86% di lingkungan alami setelah perlakuan. Efek residu minyak ini bertahan hingga satu minggu setelah perlakuan.
Tiga jenis minyak atsiri lainnya yang telah diuji terhadap kecoa Amerika adalah minyak kayu putih lemon (Eucalyptus citriodora), minyak mint (Mentha arvensis), dan minyak serai wangi (Cymbopogon citratus). Minyak atsiri bawang putih (Allium sativum) juga menunjukkan toksisitas tinggi terhadap B. germanica.
Perbedaan hasil mengenai efektivitas minyak atsiri kemungkinan disebabkan oleh beberapa faktor, seperti perbedaan spesies kecoa, jenis minyak atsiri yang digunakan, metode uji bioassay, dan durasi paparan.
Minyak atsiri juga dapat digunakan sebagai agen flushing untuk memaksa kecoa keluar dari tempat persembunyian mereka dengan mengganggu sistem sensoriknya melalui aroma yang kuat. Metode ini membantu mendeteksi tingkat infestasi serta meningkatkan efektivitas pengendalian kecoa, terutama jika dikombinasikan dengan insektisida non-repelan.
Setelah kecoa keluar, mereka lebih mudah terpapar racun atau perangkap yang telah dipasang sebelumnya. Selain itu, minyak atsiri lebih aman dibandingkan insektisida kimia, sehingga cocok digunakan di area sensitif seperti dapur, gudang makanan, dan fasilitas kesehatan.
Author: Dherika
Heid, M. (2016). You Asked: Why are Cockroaches So terrifying?. Retrieved from https://time.com/4403068/cockroaches-bugs-insects-fear/ (Accessed: February 22nd, 2025).
Nuwer, R. (2014). Cockroaches: The Insect We’re Programmed to Fear. Retrieved from https://www.bbc.com/future/article/20140918-the-reality-about-roaches (Accessed: February 20th, 2025).
Pippos, A. (2018). Cockroach: Object of Disgust. Retrieved from https://sydneyreviewofbooks.com/essays/cockroach-object-of-disgust (Accessed: February 22nd, 2025).
Sharififard, M., Safdari, F., Amir, S., & Hamid, K. (2016). Evaluation of Some Plant Essential Oils against the Brown-Banded Cockroach, Supella longipalpa (Blattaria: Ectobiidae): A Mechanical Vector of Human Pathogens. J Arthropod-Borne Dis, 10(4), 528-537.